Apa yang diperlukan agar Anda benar-benar bahagia?
Lupakan soal uang, kesehatan, dan kesuksesan. Menurut sekelompok ilmuwan, apa yang benar-benar Anda butuhkan hanyalah empat langkah, lansir Antara.
Dr Amit Sood yang memimpin studi mengatakan 40 hingga 50 persen kebahagiaan Anda tergantung pada pilihan yang Anda buat dan di mana Anda menempatkan fokus Anda setiap harinya.
“Anda bisa memilih hidup berfokus pada apa yang benar dan indah dalam hidup Anda,” kata Dr Sood yang juga pengarang sebuah buku baru, “Panduan Kebahagiaan Mayo klinik: Rencana Empat Langkah untuk Hidup Tangguh.
“Kebahagiaan adalah kebiasaan,” tambahnya. “Beberapa dari kita lahir dengan itu, beberapa yang lain harus memilihnya.”
Penelitian sebelumnya menunjukkan pikiran kita cenderung fokus pada pengalaman negatif.
Bagi leluhur kita, hal itu membantu mereka tetap hidup, memberi keuntungan evolusi saat menghadapi mara-bahaya.
Namun hanya dengan menggeser cara pandang menjauhkan diri dari hal negatif dan merangkul pikiran positif akan membuat Anda jauh lebih bahagia dari pada yang Anda pikirkan, kata Dr Sood.
Dia mengakui, hal itu lebih mudah diucapkan dari pada dilakukan.
“Ada teknik-teknik yang perlu diulang, Contohnya, pikirkan, apakah hal ini akan sebegitu pentingnya lima tahun dari sekarang? Kalau tidak, maka hal itu hanya akan menghabiskan waktu Anda.”
Buku itu membuat pembaca fokus pada emosi positif yang berbeda setiap harinya, seperti rasa syukur, pemaaf dan kebaikan hati.
Bagian pertama dari program tersebut adalah melatih pikiran sehingga Anda bisa memiliki kuasa lebih atas pikiran Anda.
Praktiknya termasuk melakukan hal yang dikenal dengan teknik 5-3-2 sebagai berikut:
Saat Anda bangun di pagi hari, pikirkan 5 orang yang Anda syukuri berada dalam hidup Anda.
Selama 3 menit pertama Anda bertemu keluarga Anda, temui mereka seperti Anda bertemu dengan kawan yang sudah lama tidak bertemu.
Dua detik pertama saat Anda bertemu orang lain, kirimkan pesan dalam hati “saya harap Anda sehat.”
Langkah kedua dalam buku adalah membangun ketahanan emosi melalui rasa syukur, welas asih, penerimaan, dan memaafkan.
“Saat hal-hal menjadi salah,” dia mengatakan, “coba fokus pada hal-hal yang berakhir baik di antara yang berakhir buruk.”
Tahap ketiga adalah menguatkan hubungan antara pikiran dan tubuh. Sood mendorong berbagai aktivitas yang didisain untuk membuat rileks pikiran termasuk membaca, berolah raga, musik, kesenian, berdoa, meditasi dan yoga.
Pada akhirnya, dia mengatakan orang harus menerapkan kebiasaan hidup sehat seperti lebih banyak berolah raga dan makan sehat dan mencerahkan diri.
“Kami sering menganggap hidup lebih serius. Humor akan membawamu pada kehadiran yang disengaja.”
Dr Sood mengklaim jika mengulangi kebiasaan itu selama 10 minggu sudah cukup untuk mengubah pola pikir secara bersamaan.(ant/iss)