Motif para tersangka membunuh DJ Aditya Wahyu Budi Hartanto, yang meninggal di Jalan Raya Ngagel Jaya Selatan, Selasa (2/6/2015) lalu, ternyata karena sakit hati.
“Motif pengeroyokan itu karena salah satu motor yang digunakan untuk balapan liar itu tersenggol mobil korban (Aditya), sehingga membuat emosi para tersangka. Karena, mobil Aditya sebagai penyebabnya,” kata AKBP Takdir Mattenete Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, kepada wartawan, dalam keterangan pers di Mapolrestabes, Senin (8/6/2015).
Namun, empat tersangka yang berhasil ditangkap oleh anggota Reserse Mobile (Resmob) Polrestabes Surabaya, Rizky Topan, Bayu Gunawan, Faizal Maulana Putra dan Rizky, memberikan keterangan berbeda. Mereka menuding korban yang mengendarai mobil Suzuki X Over merah W 1233 RG, menabrak motor ketika usai melakukan start dalam balapan liar.
Sementra itu, Bayu Gunawan, salah seorang tersangka, dirinya nekat menganiaya korban karena sakit hati. “Sepeda motornya yang ikut balapan itu ditabrak, kemudian yang menabraknya itu tidak mau berhenti, sehingga saya mengejarnya,” kata Bayu Gunawan, kepada wartawan.
Pemuda 20 tahun itu mengaku, dirinya ikut terlibat dalam penganiayaan hanya sekadar untuk meluapkan emosi saja. “Saya memukulnya itu dua kali dengan batu, itu saya lakukan karena terbawa emosi saja,” ujar dia.
Hal senada juga dikatakan Rizky Topan, melakukan penganiayaan terhadap korban, karena emosi saja. Sebab, dirinya tahu kalau motor yang ikut balapan liar itu ditabrak oleh korban, dengan menggunakan mobil Suzuki X Over merah W 1233 RG.
Mengetahui Aditya mengalami kecelakaan, Rizky Topan, seorang tersangka justru tidak menolong malah menganiaya korban.
“Saat saya pukul dengan batu itu masih sadarkan diri. Dan dia (Aditya,red) masih di dalam mobil, setelah itu saya seret bawa keluar, kemudian saya pukul lagi dengan batu paving,” kata Rizky Topan.
Sedangkan Rizky juga mengaku menganiaya korban hanya karena ikut-ikutan saja, setelah mendapatkan komando dari Risky Topan. “Saya tidak tahu apa-apa, hanya diajak ikut memukulnya (Aditya,red) saja. Saya memukulnya itu dengan tangan,” kata Rizky.
Berbeda pengakuan, Faizal, seorang tersangka menganiaya korban karena diajak untuk ikut mengeroyok korban. “Sebenarnya saya itu ingin memukul orang yang menabrak keponakan saya. Tapi, saya diajak Rizal Topan, agar ikut mengejar dan memukul yang menabrak motor balapan liar,” kata Faizal.
Pemuda 19 tahun itu mengaku, kalau memukul korban dengan tangan kosong. “Saya memukul korban itu tidak tahu berapa kali, cuman yang saya ingat itu dua kali,” ujar dia.
Saat diajak berbicara oleh beberapa wartawan, keempat tersangka yang kini ditahan di Mapolrestabes itu, terlihat menitikkan air mata. Mereka menuturkan tidak tahu kalau orang yang dianiaya itu ternyata meninggal dunia. (bry/iss/ipg)