Duet James Wan dan Leigh Whannell dalam menciptakan kengerian film horor sudah tercatat mulai dari “Saw” (2004).
Saw memiliki banyak sekuel hingga terakhir adalah film ketujuh yang bertajuk “Saw 3D” pada tahun 2010, lansir Antara.
Wan-Whannel juga berkolaborasi dalam film “Conjuring” (2013) yang membangkitkan kembali kenangan atas film horor klasik mengenai rumah berhantu.
“Conjuring” juga dipuji banyak kritikus film dan rencananya juga akan ada sekuel “Conjuring 2” yang bakal dirilis pada 2016.
Karya Wan dan Whannell juga berkolaborasi dalam trilogi Insidious, yang dimulai dari “Insidious” (2010), “Insidious: Chapter 2” (2013), dan yang terbaru yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Insidious: Chapter 3”.
Berbeda dengan “Insidious: Chapter 2” yang skenarionya merupakan sekuel atau kelanjutan dari film pertama, “Insidious: Chapter 3” memiliki alur cerita prekuel, atau kisahnya menuturkan kejadian sebelum film pertama.
Film tersebut dimulai dengan seorang gadis remaja, Quinn Brenner (Stefanie Scott), yang menyambangi rumah paranormal yang sudah pensiun, Elise Reiner (Linda Shaye).
Quinn mendatangi sang paranormal untuk meminta dirinya dapat berbicara dengan arwah ibunya yang telah meninggal, Lillith Brenner (Ele Keats).
Namun, saat Elise mencoba berkomunikasi dengan arwah Lillith, dia menemukan ada arwah lain yang memiliki maksud jahat yang berniat untuk merasuki jasad Quinn.
Saat kembali ke rumah, Quinn berkali-kali mendapatkan penglihatan seperti saat audisi untuk sekolah teater. Dia melihat ada sosok hitam yang melambai kepada dirinya.
Begitu pula, saat setelah audisi ketika akan beranjak pulang, Quinn juga melihat sosok hitam itu kembali di jalan raya. Hal ini mengakibatkan Quinn kehilangan kewaspadaan dan ditabrak oleh mobil yang melintas.
Peristiwa kecelakaan itu mengakibatkan Quinn menderita koma dan setelah keluar dari rumah sakit untuk beristirahat selama beberapa bulan guna menyembuhkan kakinya yang masih diperban.
Saat beristirahat itu, Quinn pada suatu malam mendapatkan SMS dari Hector (Ashton Moio), tetangga di samping rumah yang berusia sebaya dan jatuh hati kepada sosok Quinn.
Quinn mengira Hector berada di samping rumahnya sehingga dia mengetok dinding kamarnya dan mendapat ketokan balik. Namun, dalam SMS tersebut, Hector mengatakan bahwa dirinya tidak sedang berada di rumah.
Tidak hanya itu, Quinn juga mendengar suara-suara dan retakan yang berasal dari atas rumahnya, tetapi tidak ada orang yang tinggal di atas rumah Quinn.
Hingga suatu saat, Quinn akhirnya melihat sosok yang selama ini menghantuinya, yaitu sosok hantu pria tua dengan memakai masker oksigen di hidungnya.
Kejadian mengerikan yang terjadi berulang-ulang mengakibatkan ayah Quinn, Sean Brenner (Dermot Mulroney), untuk meminta bantuan Elise.
Elise awalnya enggan. Akan tetapi, setelah mendapatkan nasihat dari koleganya, Carl (Steve Coulter), untuk memanfaatkan keahlian yang dimilikinya untuk membantu sesamanya, termasuk keluarga Brenner.
Apalagi, Quinn ternyata diketahui telah dirasuki oleh sang arwah jahat yang tidak mau meninggalkan tubuh Quinn.
Elise kemudian mendapatkan bantuan dari dua pemuda yang kerap menulis blog mengenai kejadian horor, Specs (Leigh Whannell) dan Tucker (Angus Sampson).
Dengan bantuan tersebut, Elise berupaya memasuki dunia lain yang disebut “The Further” (Tempat Selanjutnya), yang merupakan dunia tempat tinggal para roh yang penasaran.
Perjalanan menuju dunia tempat arwah roh penasaran itu merupakan hal yang penting untuk mendapatkan kembali roh Quinn yang terperangkap dan ditahan oleh sang arawah jahat.
Dalam upaya tersebut, Elise menemui berbagai sosok seperti mantan suaminya yang telah meninggal, Jack, hingga ibunda, Quinn, yaitu Lillith Brenner.
Dari segi penceritaan, muatan dari kisah “Insidious: Chapter 3” sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dua film pendahulunya.
Namun, “Insidious 3” masih memiliki elemen-elemen yang pas dalam mengejutkan dan membangkitkan bulu kuduk penonton sehingga duet Wan-Whannell lagi-lagi dapat membuat karya yang memuaskan penikmat horor.(ant/iss/dwi)