Sebagian besar penggemar sepak bola di tanah air menyayangkan sanksi organisasi sepak bola dunia FIFA kepada Indonesia.
Dengan sanksi itu Indonesia otomatis kehilangan haknya sebagai anggota termasuk tidak boleh mengikuti kompetisi sepak bola dalam pengawasan FIFA.
Imam Nahrowi Menpora dituding membawa misi dari kelompok tertentu untuk menguasai PSSI dengan menggunakan pengaruh Jokowi.
Faktanya Jokowi mendukung penuh langkah kebijakan Menpora untuk membenahi prestasi sepak bola di tanah air.
Bambang Pamungkas pemain nasional mengatakan, dalam kasus ini Bambang tidak menyalahkan Menpora tapi menyalahkan yang mengangkatnya menjadi Menteri.
Dalam wawancara melalui telepon dengan suarasurabaya.net di Jakarta mengatakan, setiap perubahan ada konsekuensinya.
Menpora mengibaratkan minum jamu, rasanya memang pahit. Tapi untuk menjaga kesehatan meskipun pahit tetap harus diminun kalau itu memang obat satu-satunya.
Kata Menpora, dalam organisasi PSSI banyak virus yang bercokol. Yang membuat sepak bola di tanah air tidak maju dan terus ketinggalan dengan negara lain.
“Sekarang virus yang sudah berakar itu harus diangkat melalui operasi. Sakit tapi itu sebuah risiko kalau ingin sehat. Orang yang menentang pembenahan sepak bola di tanah adalah bagan dari virus itu,” kata Menpora.
Namun pendapat Menpora ini dikecam Cita Lesmana anggota tim ad hock PSSI.
Sikap Menpora tidak hanya merugikan kemajuan sepak bola di tanah tapi juga memperburuk citra Presiden Jokowi karena Jokowi mendukung penuh apapun yang diputuskan Menpora.
“Wapres minta cabut pembekuan PSSI agar tidak terkena sanksi FIFA. Tapi Presiden mendukung Menpora. Masak Wapres dan Presiden beda pendapat,” kata Lesmana yang juga guru besar komunikasi UI di Jakarta, Senin (1/6/2015) tadi.
Agum Gumelar Ketua Dewan Pertimbangan PSSI mengatakan, hanya orang yang tidak waras yang mendukung dan senang dengan sanksi FIFA. (jos/dwi)