Sabtu, 23 November 2024

Omzet Pasar Gembong Menurun Sejak Pemerintahan Jokowi

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan
Aktifitas jual beli di pasar Gembong Surabaya pada tahun 2012. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Omzet pendapatan Pasar Gembong Surabaya menurun sejak rezim pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Hal ini disampaikan oleh Sumadji Ketua Paguyuban Pasar Gembong kepada suarasurabaya.net, Selasa (26/5/2015).

“Sekarang ini sepi, ya para pedagang itu dapatlah kalau Rp500 ribu per harinya. Kalau dulu waktu zamannya Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono–Red) itu enak, tiap hari mereka itu bisa dapat Rp3 juta atau Rp4 juta,” katanya.

Menurut Sumadji, ada satu faktor yang membuat omset para pedagang di pasar dihuni oleh sekitar seratus pedagang ini menurun saat Pemerintahan Jokowi.

“Itu lho gara-gara ada isu pakaian bekas yang menyebabkan penyakit beberapa bulan lalu. Dulu kan ada isu itu mas, katanya kalau memakai pakaian bekas akan menyebabkan penyakit ini itu. Tapi kan dari dulu itu ya padahal ndak ada itu yang namanya penyakit sehabis pakai baju bekas,” ujarnya.

Padahal, lanjut dia, aneka pakaian yang dijual di pasar ini tidak hanya semua yang bekas. Ada pula pakaian baru yang dipasok dari beberapa kawasan di Surabaya.

“Kalau yang baru itu dari pasar Kapasan dan Pasar Turi. Kalau yang bekas itu ada yang ngambil di Sidotopo,” terang dia.

Menurut pantauan suarasurabaya.net, harga pakaian yang dijual di Pasar Gembong ini bervariatif. Harga jaket bekas dijual rata-rata antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu, sementara untuk celana panjang jeans bekas dijual antara Rp40 ribu hingga Rp45 ribu.

Sementara untuk harga jaket baru di pasar Gembong ini dijual rata-rata Rp125 ribu, dan untuk celana panjang jeans dijual rata-rata Rp95 ribu. (dop/iss/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs