Sabtu, 23 November 2024

Jelang Ramadhan, Distan Lumajang Awasi Penimbunan Komoditi Pangan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang membentuk tim pemantauan distribusi komoditi pangan untuk mengawasi sirkulasi tiga bahan pokok. Diantaranya beras, kedelai dan jagung yang banyak dibutuhkan masyarakat dimomen-momen khusus yang biasanya dimanfaatkan pedagang untuk menaikkan harga ini.

“Dari Dinas Pertanian, tim pemantau yang dibentuk berfungsi mengawasi sirlukasi tiga komoditi hasil pertanian yang kami serahkan kepada Kabid Pendataan dan Informasi Pertanian bekerjasama denga Kabid-kabid lainnya. Selain itu ada tim lain dari Bulog dan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kabupaten Lumajang,” kata Ir Paiman Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Senin (25/5/2015).

Tim pemantau masing-masing instansi ini, akan saling bersinergi untuk mengawasi distribusi komoditi pangan dengan acuan data luas tanam, kemungkinan panen dan berapa harganya di pasaran.

“Secara online, 21 UPTD Pertanian di masing-masing Kecamatan sudah melaporkan areal tanam padi, jagung, kedelai, luas tanam dan kemungkinan panen serta harga masing-masing komoditi,” jelasnya.

Kalau di pasaran komoditi ini tiba-tiba menghilang tapi acuan panen dengan stok yang sudah terdata maka akan menjadi acuan penelusuran lapangan. Karena pasti ada permainan, dalam hal ini penimbunan.

Paiman juga mengungkapkan, timbunan produksi komoditi pangan di gudang-gudang akan diawasi ketat menjelang Ramadhan ini. Karena potensi lonjakan harga dengan alasan kurangnya stok di pasaran bisanya menjadi modus tersendiri dari kalangan distributor untuk mendapatkan keuntungan besar memanfaatkan momen Ramadhan.

“Dalam kaitan pengawasan ini, kami juga akan menggugah kembali teman-teman di Disperindag untuk ikut turun melakukan sinergi pengawasan. Mumpung kita juga dibantu TNI-AD yang memang sudah memiliki kerjasama khusus dengan jajaran pertanian secara nasional,” ungkapnya.

Berbicara ketersediaan komoditi pangan di pasaran, Paiman menjelaskan, bahwa hal itu sangat kompleks. Karena tidak hanya dilihat dari sisi produksi, akan tetapi jangan sampai digunakan sebagai ajang permainan untuk mengeruk keuntungan.

“Mencari keuntungan itu lumrah, namun tidak dengan cara merugikan banyak orang secara massive. Makanya akan kita cek, bukan untuk mencari kesalahan tapi untuk melakukan pembinaan. Kalau nantinya ditemukan adanya penimbunan, maka harus segera diantisipasi, diingatkan agar tidak berlanjut,” jelasnya.

Potesi penimbunan komoditi pangan yang memicu kenaikan harga di pasaran, Paiman merunut kejadian 2014 lalu, dimana harga kedelai jatuh padahal faktanya di Lumajang baru panen raya. Ternyata setelah dilakukan pengecekan, bahkan dari informasi petani menyampaikan masih ada toko-toko yang memperjualbelikan kedelai impor.

“Sedangkan kedelai hasil panen petani yang baru panen raya kemana, kok yang dijual kedelai impor dengan stok yang sedikit saja. Ini kan aneh kalau tidak segera disikapi, karena yang terjadi kemudian adalah informasi terjadi kelangkaan kedelai di pasaran. Padahal, faktanya tidak demikian karena yang terjadi adalah permainan penimbunan. Ini yang akan kita awasi ketat ke depannya,” tegas Paiman. (her/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs