Myanmar berjanji akan bekerja sama dengan Bangladesh dan negara lain untuk menangani masalah “orang perahu” di laut dengan harapan masalah itu diselesaikan secara damai dengan Bangladesh.
Namun, Myanmar, seperti negara lain yang terpengaruh, menghadapi kesulitan untuk terus menerima dan untuk sementara menampung lebih banyak “orang perahu”, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Myanmar, Minggu (24/5/2015), yang dilansir kantor berita Xinhua dan dikutip Antara.
Kementerian Luar Negeri Myanmar menyatakan penampungan sementara dan bantuan kemanusiaan semata-mata diberikan dengan dasar kemanusiaan.
Pemerintah Myanmar berikrar akan melanjutkan kerja sama dengan negara lain dalam menangani masalah pergerakan tidak biasa di laut dan “orang perahu” dan akan akan mengirim satu delegasi pejabat senior untuk mengikuti pertemuan tentang migrasi tak biasa di Samudra Hindia yang dijadwalkan diadakan 29 Mei di Bangkok, Thailand.
Dalam patroli rutin di wilayah perairan Myanmar, Angkatan Laut Myanmar mencegat dua kapal penangkap ikan yang mencurigakan di lepas pantai barat Mauntaw, Negara Bagian Rakhine Barat pada Kamis (21/5/2015), satu kapal di antaranya membawa 208 orang dan satu lagi tanpa penumpang menurut pernyataan kementerian itu.
Kedua kapal pukat tersebut kini merapat di Pelabuhan Annumaw dan kamp sementara telah didirikan di Desa Ale Than Kyaw untuk memberi tempat berteduh sementara serta makanan, perawatan kesehatan dan bantuan kemanusiaan lain untuk para penumpangnya yang menurut pemerintah Myanmar berasal dari Bangladesh.
Sementara dinas imigrasi Myanmar belum lama ini memulangkan 11 pengungsi Bangladesh yang hanyut ke pantai di dekat Desa Oodaung di Mauntaw, Negara Bagian Rakhine, setelah mereka dipaksa melompat dari satu perahu tujuan Malaysia.(ant/iss/rst)