Beberapa daerah yang indek integritas ujian nasional (UN)nya rendah menolak dituduh curang saat mengerjakan lembar soal UN tingkat SMA beberapa waktu lalu.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayan (Kemdikbud) diminta menjelaskan ukuran yang dipakai untuk menjustifikasi daerah melakukan kecurangan sehingga indek integritas UN mendapatkan nilai rendah.
Penjelasan ini dianggap penting karena menyangkut nama daerah yang oleh panitia pelaksana UN disebut curang dan dipublikasikan secara terbuka oleh Kemdikbud.
Protes itu antara lain datang dari provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Selatan dan daerah lain yang dianggap tidak jujur karena indek integritasnya berbanding terbalik dengan nilai UN atau nilai UN jauh lebih tinggi dari indek integritasnya.
Pertanyaan mereka apakah sekolah yang mendapat nilai UN tinggi dipastikan nilai itu diperoleh dengan mengabaikan aspek kejujuran yang menjadi tujuan utama dari UN.
Di Jawa Timur indek integritas terendah adalah kabupaten Sumenep yakni 44,46 sedangkan nilai UNnya tertinggi dibandingkan kabupaten yang lain yakni 68,24.
Furqon Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud mengatakan, daerah yang tidak puas dengan penilaian indek integritas UN dipersilahkan menyampaikan keberatannya langsung ke Kemdikbud.
“Untuk mengukir indek integritas itu kuncinya ada pada kejujuran. Jika ada daerah yang nilai UNnya tinggi sedangkan indek integritasnya rendah patut dicurigai ada kecurangan. Kalau tidak terima silahkan protes,” kata Furqon di kantornya, Selasa (19/5/2015).
Indek integritas tertinggi di Jawa Timur diraih Kota Malang. Sementara Kota Surabaya pada urutan kedua disusul dengan Batu, Madiun dan Kediri. (dwi)