Anies Baswedan, Mendikbud mengatakan, pada Ujian Nasional jenjang SMA/MA/SMK dan SMLB 2015 yang sudah diketahui hasilnya, terbukti ada sekolah yang hanya mengejar nilai UN dengan menggunakan segala cara. Aspek kejujuran yang menjadi tujuan utama UN justru diabaikan.
Dari hasil evaluasi, terlihat nilai UN yang diperoleh cukup tinggi sedang indeks integritas UN-nya rendah, seperti yang terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Ada kemungkinan saat mengerjakan lembaran soal dilakukan secara bersama sama.
Sebaliknya, ada sekolah yang ingin mengejar kedua-duanya. Nilai UN tinggi, indeks integritasnya juga tinggi, seperti Kabupaten Malang.
Untuk Provinsi Jatim, Kota Malang meraih indeks integritas UN tertinggi, yakni 79.19, sedangkan nilai UN SMA/MA-nya 64,48.
Sementara itu, Kota Surabaya memperoleh indeks integritas 71,39 dan nilai UN 62,43.
“Indeks integritas terendah ditempati Kabupaten Sumenep, yakni 44,56 sedang nilai UN-nya tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya, yakni 68,24,” kata Anies Baswedan di kantornya, Senin (18/5/2015).
Mendikbud, mempertanyakan mengapa indek integritas dengan nilai UN bisa berbanding terbalik seperti ini.
Sekolah yang mendapatkan indek integritas dan nilai UN tinggi, kepala sekolahnya akan diundang ke Jakarta, sebagai apresiasi atas prestasi sekolahnya mencapai nilai dan kejujuran.
Indek integritas rata rata tertinggi terdapat di NTT, meskipun nilai UN nya rendah.(jos/iss/ipg)