Sabtu, 1 Februari 2025

Jalan Rusak Ditambal Mbah Dul, Dinas PU dan PT KAI Cuek

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Mbah Dul memecah bongkahan Batu aspal bekas di Jalur kereta Api. Foto : Bruriy suarasurabaya.net.

Jalan rusak di sekitar Jalan Raya Gembong, dan Gembong Tebasan, sering mendapatkan keluhan dari warga sekitar. Terutama di Jalan Raya Gembong, di jalur perlintasan kereta api.

Tapi keluhan selalu tidak mendapatkan respon dari PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 8, maupun Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kota Surabaya.

“Saya sudah itu pernah ngomong ke petugas di jaga di perlintasan, lapo dalane gak diaspal. Ngesakno akeh wong lewat seng tibo (Saya sudah pernah bicara pada petugas jaga perlintasan kereta api, kenapa jalannya tidak diaspal. Kasihan, banyak orang yang melintas itu jatuh, red),” kata Abdul Syukur saat ditemui suarasurabaya.net, Rabu (13/5/2015) dinihari.

Pria paruh baya itu mengungkapkan, bahwa pihak RW Gembong juga pernah membahas itu dalam rapat dan disampaikan pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Surabaya dan PT KAI Surabaya, namun belum mendapatkan respon.

Karean itu Mbak DUl dengan inisiatifnya sendiri, menambal jalan yang rusak di sekitar Jalan Raya Gembong maupun Gembong Tebasan. Itu dia lakukan setelah mencari nafkah menjadi tukang becak.

Mbah Dul mengakui, bahwa pekerjaan sebagai tukang becak itu tidak begitu banyak, rata-rata 40 ribu per harinya. “Lak sepi palingo iyo oleh petang poloh ewu, lak ramai iyo oleh petung poloh. Duwe ta bagi gae putuku onok telu ta kei pitong ewuan, nah sisane gae aku mangan (Kalau sepi iya cuman dapat Rp 40 ribu, kalau ramai iya dapat Rp 70 ribu. Uangnya saya bagi dengan cucu tiga, satu cucu dapat Rp 7 ribu. Nah, untuk sisanya buat saya makan, red),” ujarnya.

Secara terpisah Kohir, salah seorang warga Gembong juga menuturkan, sangat menyesalkan dengan pemerintah Kota Surabaya. Meskipun sudah diberitahu dan banyak pejabat melintas di sekitar jalan Gembong, tapi tidak mau memperbaiki.

“Kenapa bu Risma yang pernah lewat di jalan (Gembong, red) ini kok gak mau mengerti. Apalagi petugas kereta api, orangnya tidak mau tahu, meski melihat Mbah Dul (Abdul Syukur, red) itu menutup jalan rusak di sekitar perlintasan kereta api,” ujar dia.

Kohir mengharapkan, pekerjaan mulia dilakukan Mbah Dul ini dapat direspon oleh pemerintah kota Surabaya.

Sementara itu, Sumarsono Humas PT KAI Daops 8 mengatakan jalur berlubang di sekitar perlintasan KA menjadi kewenangan PU. “Kewenangan untuk perbaikan ada di kawan-kawan PU, berbeda jika kami melakukan perbaikan dan kemudian merusak jalan itu yang menjadi kewenangan kami,” katanya saat dikonfirmasi.

Sedangkan Erna Purnawati Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya mengaku dirinya telah membaca kisah Pak Dul di media sosial.

“Kami apresiasi karena pengguna jalan juga peduli,” kata Erna tanpa menjelaskan apa yang akan dilakukan Pemkot untuk perbaikan jalan rusak tersebut. (bry/rst)

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 1 Februari 2025
31o
Kurs