Sabtu, 23 November 2024

Pataka Destana Tsunami Diserahkan Ke Bakorwil I Provinsi Jatim

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Pataka Destana Tsunami diserahkan Benny Sampir Wanto Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Kabakorwil) Pemerintahan dan Pembangunan III Provinsi Jatim di Malang kepada Gatot Gunarso Kabakorwil I Prov. Jatim di Madiun di lapangan desa Rejotangan, Tulungagung, Jumat (19/7/2019). Foto: Istimewa

Pataka Destana Tsunami diserahkan Benny Sampir Wanto Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Kabakorwil) Pemerintahan dan Pembangunan III Provinsi Jatim di Malang kepada Gatot Gunarso Kabakorwil I Prov. Jatim di Madiun di lapangan desa Rejotangan, Tulungagung, Jumat (19/7/2019).

Prosesi penyerahan Pataka Destana Tsunami diawali dengan penyerahaan pataka dari Heru Irawan Kalaksa Kabupaten Blitar kepada Kabakorwil III Provinsi Jatim, yang selanjutnya diserahkan kepada Kabakorwil I Provinsi Jatim di Madiun. Terakhir, pataka diterimakan pada Soeroto Kalaksa Kabupaten Tulungagung.

“Penyerahan ini menandai berakhirnya beragam kegiatan terkait ketsunamian di wilayah kerja Bakorwil III di Malang oleh BNPB, BPBD Provinsi Jatim dan BPBD, khususnya Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar,” ujar Benny Sampir Wanto Kabakorwil III, seperti dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net.

Kegiatan ketsunamian yang dilakukan oleh ketiga instansi yang menangani bencana tsb, jelas Benny, antara lain sosialisasi serta penguatan aparatur dan masyarakat desa di pesisir selatan dua kabupaten tersebut dalam menghadapi terhadap kemungkinan terjadinya bencana tsunami. Diantaranya, langkah-langkah antisipasi, inventarisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana serta penyelenggaraan panggung pertunjukkan dan api unggun kesiapsiagaan masyarakat.

Sebanyak 34 desa di wilker Bakorwil III, lanjut Benny, telah memperoleh upgrading pengetahuan terkait tsunami, yaitu 15 Desa di Kabupaten Blitar serta 19 desa di Kabupaten Malang dengan pelaksanaan dimulai tanggal 16-19 Juli. Bidan desa, kader posyandu, ibu hamil, nelayaan, dan pedagang ikan menjadi bagian masyarakat yang menjadi target kegiatan ekspedisi tsunami ini.

Ditambahkan, hasil lain dari kegiatan ini, seperti penambahan beberapa fasilitas terkait ketsunamian seperti pemasangan dua peta jalur evakuasi di Tambak Rejo Kabupaten Blitar.

Kesiapan Eliminir Korban

Dalam sambutan penerimaan pataka, Gatot Gunarso Kabakorwil I mengharapkan seluruh komponen di desa, baik aparatur maupun masyarakat desa untuk sungguh-sungguh mengikuti berbagai kegiatan ketsunamian yang diselenggarakan oleh tim espedisi tsunami ini.

“Kita tidak mengharapkan adanya bencana, termasuk tsunami. Pengetahuan dan kelebihsiapan kita menangani bencana, yang bisa terjadi sewaktu-waktu, menjadikan dapat dieliminirnya korban, baik jiwa maupun harta benda” ujarnya dalam upacara yang dihadiri para pimpinan BPBD Provinsi Jatim, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung serta anggota forum pimpinan kecamatan di Kecamatan Rejotangan, Tulungagung baik camat, kapolsek, maupun danramil.

Kegiatan eskpedisi destana tsunami di wilayah kerja Bakowil I Provinsi Jatim ini berlangsung tanggal 19-22 Juli 2019. Kegiatan akan dilaksanakan di 53 desa, yaitu 9 desa di Kabupaten Tulungagung, 14 desa di Kabupaten Trenggalek serta 30 desa di Kabupaten Pacitan.

10 Hari di Jatim

Terkait ekspedisi destana tsunami ini yang dimaksudkan untuk penguatan ketangguhan menghadapi bencana di wilayah pesisir selatan Jatim, Subhan Wahyudiono KaBPBD Provinsi Jatim menjelaskan mulai tanggal 12-22 Juli diawali dari Kabupaten Banyuwangi dan berakhir di Kabupaten Pacitan. Kegiatan ini sendiri, lanjutnya, dilakukan di 25 kabupaten di 5 provinsi di Pulau Jawa yaitu Jatim, Jateng, Jabar, DIY dan Banten.

Dijelaskan, kegiatan ini dimaksudkan untuk menginformasikan potensi ancaman tsunami, mengidentifikasi awal ketangguhan desa rawan tsunami dan mensosialisikan desa tangguh bencana tsunami pada masyarakat dan aparat di desa, kelurahan, kecamatan serta kabupaten.

“Sebanyak 200 orang Tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Pusat hadir di setiap kabupaten yang dikunjungi,” jelasnya.

Tim beranggotakan para pemangku kepentingan seperti BNPB, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Sosial.

Kegiatan ekspedisi destana tsunami ini di Jawa Timur dibuka langsung oleh Letjen (TNI) Doni Monardo Kepala BNPB tanggal 12 Juli di Banyuwangi, bersama Kabakorwil V Provinsi Jatim di Jember dan KaBpbd Provinsi Jatim.

Saat itu, KaBNPB menjelaskan, Indonesia sebagai negara dengan potensi ancaman bencana tertinggi di dunia dengan total 180.000 korban jiwa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Jumlah terbesar disebabkan tsunami di Aceh, 26 Desember 2004 dengan totalj meninggal atau hilang mencapai 166.388 orang. Untuk itu, dibutuhkan pengetahuan masyarakat akan bencana sehingga terwujud desa tangguh bencana, sebagai misi dari dari ekspedisi ini. (dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs