Kongres ke-IV Partai Demokrat (PD) di Surabaya kemungkinan hanya menjadi acara seremonial untuk mengukuhkan kembali Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum. Berbagai upaya untuk menjegal SBY, dipastikan hanyalah riak kecil yang tak cukup kuat untuk mendongkel presiden ke-6 itu dari pucuk pimpinan Demokrat.
“Saya kira SBY masih sangat kuat dan akan terpilih lagi secara aklamasi,” kata Airlangga Pribadi, pengamat politik dari UniversItas Airlangga (Unair), Jumat (8/5/2015).
Menurut dia, SBY hingga kini masih menjadi tokoh sentral pemegang kendali partai. Karenanya sangat sulit bagi kader lain untuk bisa bersaing dengannya.
Airlangga mengatakan, peluang untuk menyaingi kekuatan SBY hingga kini hanya berasal dari gerbong Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum PD. Akan tetapi, gerakan pembersihan pasca Anas dilengserkan membuat seluruh kader pendukungnya tiarap. Mereka justru akan menunggu momen yang tepat sambil melihat kekuatan kubu SBY melemah.
“Saya menilai kubu Anas Urbaningrum sudah nggak kuat lagi seperti dulu, semua saat ini tiarap,” katanya.
Sedangkan untuk posisi Sekretaris Jenderal (Sekjen), kata Airlangga, SBY mengisyaratkan akan memilih Soekarwo. Hal itu bisa dilihat dari beberapa indikator. Di antaranya adalah penyelenggaraan kongres di Surabaya dan dukungan yang dikeluarkan berbagai kader baik kader senior maupun kader bawah.
Hal yang sama diungkapkan Agus Mahfud Fauzi, pengamat politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). “Soekarwo memang menjadi kader potensial untuk duduk di jabatan sekjen,” kata dia.
Selain bisa diterima semua pihak, Soekarwo dinilai juga punya kelebihan di bidang birokrasi dan terbukti bisa menyolidkan kekuatan partai. (fik/ipg)