Sabtu, 23 November 2024

Liga Nusantara Dihentikan, Skuad PSIL Terpukul

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Dihentikannya seluruh kasta kompetisi sepakbola oleh PSSI membuat skuad PSIL Lumajang terpukul. Hal itu karena selama ini mereka telah mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi kasta ketiga yang rencananya akan digelar pada 9 Mei mendatang.

“Kami jelas terpukul dengan kondisi ini. Padahal, anak-anak (pemain, red) sudah mempersiapkan kondisi dengan baik. Mereka sudah bersusah payah memforsir tenaga untuk kebugaran dan stamina, serta menjaga postur tubuh agar ideal dan siap menghadapi kompetisi. Tapi, eh kok kompetisi dihentikan,” kata Mahmudiana pelatih PSIL Lumajang kepada Sentral FM di Wisma Amanda Lumajang, Rabu (6/5/2015).

Menurut mantan pelatih Persiwa Wamena ini, PSIL juga telah mendapat tambahan dua pemain level nasional, yakni Junda Irawan dan Dio Permana. Keduanya pernah bergabung dengan PSSI U-19 Garuda Jaya bersama Evan Dimas.

“Mau bagaimana lagi, kalau itu sudah menjadi keputusan. Kecewa sih kecewa, tapi mau juga sama siapa. Legowo saja, sambil mencari solusi untuk alih profesi di bidang lain guna menyambung penghasilan setahun ke depan,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, seluruh skuad PSIL baik pelatih maupun pemain hanya mengandalkan mata pencaharian dari sepakbola saja.

“Kami tidak mungkin membebani manajemen (PSIL, red). Itu sudah telah dibicarakannya dengan pengurus. Kami juga melihat, pengurus sudah memberikan kami support dalam berbagai hal dengan baik. Bahkan istimewa, sebab di PSIL ini yang kami terima lebih baik dari rata-rata ukuran Liga Nusantara,” katanya.

Sebagai ancang-ancang mata pencaharian selanjutnya, Mahmudiana akan bercocok tanam sebagai petani. Ia akan kembali ke kampung halamannya di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang untuk bertani tebu.

“Alhamdulillah, keluarga saya punya lahan yang bisa ditanami tebu, meski tidak luas. Itu pilihan saya untuk menyambung hidup. Kami juga berharap, dihentikannya kompetisi ini akan membawa perubahan yang lebih baik bagi sepakbola ke depan. Semuanya harus introspeksi diri, agar prestasi sepakbola ke depan semakin baik,” kata Mahmudiana.

Sementara itu kiper PSIL, Kuswanto dalam kesempatan terpisah juga menyatakan kekecewaannya, karena ia mengandalkan penghasilannya dari bermain sepakbola. “Keputusan Menpora untuk memperbaiki sepakbola saya pandang ada benernya juga, tapi kan tidak harus menghentikan kompetisi. Ini yang saya dan seluruh pemain bola sesalkan. Saya harap, kondisi ini tidak sampai berdampak sanksi dari FIFA,” ujarnya.

Setelah kompetisi PSSI dihentikan dan Tim PSIL dibubarkan, Kuswanto akan melatih Sekolah Sepakbola atau SSB.

“Opsinya, saya akan melatih SSB di Jakarta atau Malang, itu saja. Karena posisi saya kipper, saya akan melatih kiper. Yang jelas saya tidak bisa jauh-jauh dari sepakbola, karena kemampuan dan modal saya hanya itu. Saya juga mau kalau diundang main dalam pertandingan antar kampung,” kata Kuswanto. (her/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs