Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jawa Timur periode Februari 2015 mencapai 892 Ribu orang. Jumlah ini tergolong meningkat karena di bulan Agustus 2014 jumlah TPT Provinsi Jawa Timur mencapai 843 Ribu orang.
“Angka pengangguran di Jawa Timur terus meningkat. Tingkat Pengangguran Terbuka meningkat dari 4,02 persen pada bulan Februari 2014 atau 832 ribu orang, dan sekarang tepatnya bulan Februari lalu menjadi 4,31 persen atau 892 Ribu orang,” kata Sairi Hasbullah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Selasa (5/5/2015).
Hal yang ironis dari persentase ini adalah ternyata rata-rata pekerja di Jawa Timur malah didominasi oleh pekerja yang berpendidikan rendah atau SMP ke bawah.
“Pekerja yang berpendidikan SMP ke bawah mencapai 13,38 juta orang atau 67,59 persen. Sementara pekerja berpendidikan tinggi (diploma dan universitas) hanya sekitar 1,74 juta orang atau 8,80 persen,” ungkapnya.
Selain itu, kata Sairi, pekerja di Jawa Timur juga masih didominasi oleh para pekerja di sektor-sektor informal.
“Pada Februari 2015, sekitar 7,26 juta orang atau 36,68 persen bekerja pada sektor formal. Sementara 12,54 juta orang atau 63,32 persen bekerja pada sektor informal. Padahal, dalam setahun terakhir pekerja formal naik sebanyak 445 ribu orang, dan pekerja informal menurun sebanyak 530 ribu orang,” terang dia.
Sementara itu, struktur lapangan kerja yang dominan di Jawa Timur periode Februari 2015 masih tidak berubah. Sektor-sektor seperti pertanian, perdagangan, jasa kemasyarakatan dan sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
“Pada Februari 2015, sektor pertanian masih memuncaki struktur lapangan kerja yang paling dominan di Jatim dengan 36,42 persen. Sementara sektor perdagangan 20,96 persen, jasa kemasyarakatan 14,90 persen, dan diikuti industri pengolahan dengan 14,04 persen. (dop/rst)