Beberapa pengamat ekonomi mengatakan Joko Widodo Presiden, harus berani merombak tim ekonominya. Merosotnya kepercayaan publik pada pertumbuhan ekonomi nasional hingga pada level 61 persen, menunjukkan tim pembisik ekonomo Jokowi kurang cakap.
Aviliani pengamat ekonomi mengatakan, jika Presiden mengabaikan persoalan ini dia khawatir akan terjadi Instabilitas ekonomi, yang membahayakan masa depan indonesia.
“Jokowi dan pembisiknya harus melihat, perederan keuangan di Indonesia dikendalikan oleh asing yang hanya mencari untung. Ini akan berpengaruh pada percepatan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.
Sementara Ichsanudin Noorsy, pengamat ekonomi yang lain merespon pernyataan Jusuf Kalla Wakil Presiden yang menyebutkan istana presiden akan melakukan reshuffle kabinet.
JK memandang perombakan kabinet ini penting, untuk memperbaiki kinerja kabinet dan mengintensifkan pelaksanaan program Jokowi – JK.
“Jokowi cenderung lebih mendengar pendapat elit partai pendukung, yang tidak ada relevansinya dari pada para ahli,” kata Ichsanudin, Selasa (5/5/2015).
Menanggapi kritikan itu, Jokowi mengatakan kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang ini juga dialami oleh negara lain. Namun kondisi indonesia dikatakan masih lebih baik dan Presiden tetap optimis mampu melawati kondisi ekonomi yang kurang nyaman dengan baik
Presiden pun akan menarget pertumbuhan ekonomi nasonal diatas 5 pesen akan tercapai, meskipun ada yang menyangsikan.
Soal pembisik, Jokowi mengatakan dirinya mendengarkan masukan dari siapa saja, tapi keputusan akhir tetap ditangannya.
Sementara tentang isu reshuflle kabinet, Sofyan Jalil Menko Ekonomi menyarankan pertanyaan itu selayaknya disampaikan langsung kepada Presiden, atau Wakil Presudebn yang pertama melempar isu perombakan kabinet. Karena dirinya selaku mentri koordinator ekonomi juga menjadi sasaran tembak pengamat ekonomi. (jos/rst)