Siswa-siswi tunanetra di SMP LB A YPAB Surabaya, terus latihan membaca dengan huruf Braille, menghadapi Ujian Nasional (UN) SMP yang akan datang agar tidak terkendala saat mengerjakan naskah soal-soal ujian.
“Setiap hari mereka memang langsung terlibat dan belajar dengan menggunakan buku atau tulisan Braille. Tetapi khusus menghadapi Ujian Nasional, mereka kami minta untuk lebih giat belajar membaca. Ini penting dilakukan para siswa,” terang Drs Eko Purwito MSi, Kepala SMP LB A YPAB Surabaya pada suarasurabaya.net, Selasa (28/4/2015).
Sejak mulai belajar di SMP Luar Biasa (LB) A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya, setiap siswa memang wajib belajar dan mampu membaca serta menulis dengan menggunakan huruf Braille. Huruf yang diciptakan khusus untuk tunanetra.
Namun demikian ditegaskan Eko Purwito bahwa kemampuan setiap siswa untuk dapat membaca sekaligus menulis dengan huruf Braille tersebut berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya.
Oleh karena itu, lanjut Eko Purwito, kepada siswa-siswinya selalu dipesankan untuk giat belajar membaca sekaligus dapat menulis menggunakan huruf Braille seperti yang diajarkan disekolah.
“Untuk proses pembelajaran dibangku sekolah terkait pengenalan dan penggunaan Braille, setiap siswa diwajibkan mampu. Tetapi karena kemampuan masing-masing anak berbeda akhirnya keterampilan mereka dalam membaca dan menulis juga tidak sama,” tukas Eko.
Dan khusus menghadapi ujian nasional, Eko menegaskan kepada siswa-siswinya untuk lebih giat berlatih membaca sekaligus menulis menggunakan huruf Braille. “Kalau ujian nanti disertai pendamping khusus, yang bertugas membacakan soal ujian, lain lagi urusannya,” ujar Eko.
Tetapi jika siswa haus membaca sendiri soal naskah ujian yang bisa dipastikan menggunakan huruf Braille, maka hal itu menjadi kendala tersendiri bagi siswa serta sekolah.
“Karena itu, kami ajak anak-anak untuk terus belajar membaca Braille,” pungkas Eko Purwito.(tok)