Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat, musim hujan sepanjang akhir 2014 hingga awal 2015 telah menyebabkan 319 desa yang ada di 125 kecamatan dan 32 kabupaten terendam banjir.
“Selain curah hujan yang tinggi, banjir kali ini masih disebabkan oleh meluapnya tujuh wilayah sungai yang ada di Jawa Timur,” kata Sudharmawan, Kepala BPBD Jawa Timur, Kamis (23/4/2015).
Ke tujuh sungai penyebab banjir diantaranya adalah Bengawan Solo, yang menyebabkan banjir di 139 desa, 47 kecamatan dan tersebar di 10 kabupaten.
Selain itu, banjir juga disebabkan dari meluapnya Sungai Brantas dan merendam 90 desa, 31 kecamatan dan tersebar di 9 kabupaten.
Selain dua sungai ini, banjir pada musim pengujan kali ini ternyata juga disebabkan oleh meluapnya lima sungai lainnya yaitu sungai Bondoyudo-Bedadung yang menyebabkan banjir di Jember dan Lumajang.
Sungai Pekalan-Sampean juga sempat meluap dan menyebabkan banjir di Bondowoso dan Situbondo. Begitu juga Sungai Madura juga mengakibatkan empat kabupaten yaitu Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Sumenep sempat kebanjiran.
Sementara Sungai Bajul Mati juga menyebabkan banjir sempat melanda kawasan Banyuwangi. Sedangkan sungai terakhir yang juga sempat menyebabkan banjir adalah Sungai Welang-Rejoso dan menyebabkan banjir di Pasuruan dan Probolinggo.
Selain banjir, musim penghujan kemarin setidaknya juga telah menyebabkan bencana longsor yang melanda 80 desa, 65 kecamatan dan tersebar di 32 kabupaten. Dari catatan BPBD, longsor terbesar terjadi di Pacitan yang melanda 23 desa di 19 kecamatan.
Sementara itu, meski saat ini musim hujan mulai berganti, namun BPBD tetap minta masyarakat mewaspadai ancaman musim pancaroba. Apalagi pancaroba dengan intensitas hujan yang tidak merata, tetap berpotensi untuk menyebabkan terjadinya bencana longsor.
“Pancaroba terjadi mulai April hingga Juni mendatang, sedangkan kemarau baru akan tiba pada bulan Juli,” kata dia. (fik/ipg)