Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengerahkan 700 personel yang diterjunkan mengamankan Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) di Surabaya, Sabtu (18/4/2015).
“Personel sebanyak itu dibagi di sejumlah titik. Khusus di sekitar lokasi tempat penyelenggaraan di Hotel JW Marriot, pengamanan sekitar 500 personel,” ujar Komisaris Polisi Widjanarko Kepala Subbagian Humas Polrestabes Surabaya di Surabaya, Jumat (17/4/2015).
Terkait pola pengamanan, pihaknya menyiapkan tiga ring dan menyiagakan polisi berseragam lengkap, serta berpakaian preman yang berasal dari satuan reserse kriminal (Satreksrim).
Mantan Kapolsek Tambaksari tersebut mengaku, izin pelaksanaan KLB PSSI sudah diterima kepolisian sesuai STT/Yamas 106/IV/2015/BIK yang sudah diterima sejak 14 April 2015.
Di luar arena, polisi juga menyiapkan sistem buka tutup jalur lalu lintas di sekitar Jalan Basuki Rahmat menuju Jalan Embong Malang dengan menyiagakan pasukan dari Satuan Lalu Lintas.
“Begitu juga dari Jalan Tunjungan ke Jalan Embong Malang akan diperlakukan penutupan jalan. Pengendara akan dibelokkan ke Jalan Gubenur Suryo,” papar perwira menengah tersebut seperti dilansir Antara.
Sementara itu, Andi Affandi Ketua Panitia Lokal KLB PSSI mengakui masalah keamanan menjadi isu menarik dalam pelaksanaan kongres kali ini, menyusul berbagai aksi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir sehingga menjadi perhatian khusus.
Meski sempat mendapat tentangan terkait pelaksanaan KLB PSSI berlokasi di Surabaya, pihaknya beralasan bahwa posisi kota ini yang berada di tengah wilayah Indonesia.
“Dari segi posisi, Surabaya mudah dijangkau oleh provinsi dari Sumatera hingga Papua. Tidak benar kongres PSSI ini dikaitkan dengan politik, karena murni kegiatan rutin PSSI,” ucapnya.
KLB PSSI 2015 menjadi sorotan karena figur yang akan memimpin induk organisasi sepak bola Indonesia dituntut mampu membangkitkan prestasi persepakbolaan nasional.
KLB di Surabaya ini, ada sembilan calon yang maju, yaitu Djohar Arifin Husin, La Nyalla Mattalitti, Joko Driyono, Subardi, M. Zein, Sarman, Syarif Bastaman, Achsanul Qosasih dan Bernhard Limbong. (ant/iss/ipg)