Sabtu, 23 November 2024

Pertamina Lakukan Lifting Pertama Produksi Minyak Banyu Urip

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melaksanakan lifting pertama dari Kapal Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang di Surabaya. Foto : M. Fatah Yasin Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara

PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melaksanakan lifting pertama dari Kapal Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang di Surabaya, Minggu (12/4/2015). FSO ini merupakan tempat penampungan minyak mentah yang diproduksi dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu.

Prosesi lifting pertama dari FSO Gagak Rimang dihadiri oleh Sudirman Said Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Amien Sunaryadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Sutjipto Direktur Utama PT. Pertamina dan Satya W. Yudha Wakil Ketua Komisi VII DPR.

Hadir pula Amril Thaib Mandailing Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Job Gibbs Presiden ExxonMobil Cepu Limited dan Hevearita Rahayu Ketua Badan Kerja Sama PI Blok Cepu.

Amien Sunaryadi mengatakan, lifting pertama ini merupakan capaian penting dalam Proyek Lapangan Banyu Urip yang mengintegrasikan semua komponen produksi yang telah selesai dibangun sebelumnya. Komponen tersebut yakni, jalur pipa darat sepanjang 72 km, jalur pipa laut sepanjang 23 km dan juga menara tambat serta FSO yang terletak di Laut Jawa.

“Volume lifting pertama sebanyak 550.000 barel minyak mentah,” kata Amien.

FSO Gagak Rimang minyak mentah dikirimkan ke Kilang–kilang Pertamina RU IV di Cilacap dan RU VI di Balongan dengan menggunakan Kapal Tanker milik PT Pertamina (Persero) yaitu MT. GUNUNG GEULIS.

Pengaturan lifting ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan di Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu mengenai pembagian penjualan antara Pemerintah Indonesia dan para Kontraktor KKS Blok Cepu.

Amril T. Mandailing mengaku bangga Pertamina EP Cepu menjadi lifter pertama bersama-sama dengan Pemerintah dan BUMD. Hal ini juga membuktikan kerja sama yang baik, koordinatif serta inovatif dengan ExxonMobil Cepu Limited.

“Pelaksanaan lifting pertama ini berjalan sesuai dengan standar operasional yang tinggi serta mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan dan lindung lingkungan,” ujar Amril.

Sebagai informasi, Kontrak Kerja Sama Blok Cepu ditandatangani pada tanggal 17 September 2005 antara Pemerintah dengan Kontraktor KKS yang terdiri dari Pertamina EP Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Ampolex Pte Ltd, keduanya merupakan anak perusahaan ExxonMobil Corporation serta BUMD setempat. Pertamina EP Cepu memegang saham partisipasi sebesar 45%, EMCL dan Ampolex 45% dan BUMD 10%. EMCL ditunjuk oleh para pihak sebagai Operator Blok Cepu.

Kontraktor KKS adalah kontraktor yg mengerjakan proyek hulu migas milik negara. Dalam menjalankan kegiatannya kontraktor tersebut diawasi oleh SKK Migas.

Rencana pengembangan Lapangan Banyu Urip disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 15 Juli 2006. Cadangan terambil minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 MMBO. (dwi/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs