Surabaya menjadi kota pertama yang mampu menggelar operasi parkinson di Indonesia. Kini penderita tremor (gerakan tak terkendali) akibat penyakit parkinson bisa melakukan operasi penyembuhan di Surabaya.
Dr Achmad Fahmi, ahli bedah saraf dari grup Surabaya Neuroscience Institute (SNei) tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai dokter pertama yang mampu melakukan operasi parkinson, Sabtu (11/4/2015).
Ia telah memimpin 100 operasi dengan metode bedah saraf stereotaktik terhadap pasien penderita parkinson di National Hospital Surabaya sejak 3 April 2013 lalu.
“Memang parkinson ini tidak tergolong penyakit yang mengancam jiwa, tapi penyakit ini membuat kualitas hidup penderitanya menurun,” ujarnya kepada wartawan.
Operasi bedah saraf dengan metode stereotaktik ini mampu menyembuhkan penderita parkinson yang mengalami tremor. Operasi ini dilakukan dalam kondisi pasien sadar.
“Bahkan ada pasien yang meminta operasi sambil memainkan gitar. Ini untuk membuktikan bahwa operasi ini berhasil,” kata pria yang baru berusia 34 tahun ini.
Pada kesempatan yang sama piagam MURI juga diberikan kepada National Hospital Surabaya sebagai rumah sakit pertama yang mampu melakukan bedah saraf parkinson.
Saifullah Yusuf atau Gus Ipul-Wakil Gubernur Jatim mengatakan pemberian penghargaan MURI ini adalah kabar yang gembira.
“Saya jadi semakin optimis kita bisa jadi pemenang di era Masyarakat Ekonomi Asean,” ujarnya.
Jumlah penderita parkinson di Indonesia mencapai 75 ribu kasus baru tiap tahunnya. Bahkan di seluruh dunia, jumlah penderita parkinson tercatat mencapai lebih dari 4 juta orang. (den/wak)
Teks Foto:
dr. Achmad Fahmi, Spesialis Bedah Saraf dari grup Surabaya Neuroscience Institute (SNei) yang tercatat MURI sebagai pelopor operasi parkinson menggunakan metode bedah saraf stereotaktik.
Foto: Denza suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
