Prof. Ir. Johan Silas Pakar Pemukiman dan Tata Kota menuturkan jika Kota Surabaya masih kekurangan tempat wisata belanja berjenis street shopping. Menurut Johan, street shopping bisa menjadi alternatif wisata belanja di tengah maraknya mall-mall di Kota Surabaya.
“Wisatawan pasti ingin sesuatu yang lain, dan street shopping mampu membawa nuansa berbeda dan tempat yang berbeda di tengah maraknya wisata belanja seperti mall. Surabaya tidak memiliki wisata belanja seperti Orchard Road yang ada di Singapura,” terang Johan pada Radio Suara Surabaya Sabtu (11/4/2015).
Lanjut Johan, padahal Kota Surabaya termasuk unggul dibandingkan wilayah lain seperti Kalimantan, Lombok, ataupun Bali jika dilihat dari sektor wisata belanja.
“Dari tiga wilayah itu, tidak ada fasilitas wisata belanja sebaik Surabaya. Ini karena wisata belanja di Surabaya masih tergolong murah dibandingkan wilayah-wilayah di Indonesia lainnya. Selain itu, Surabaya juga ada Bandara, Pelabuhan, Terminal dan Stasiun. Sehingga mudah dijangkau dari mana saja.” katanya.
Menurut sejarah, kata Johan, sebenarnya pada abad 19 Kota Surabaya memang sudah menjadi pusat wisata belanja. Bahkan, orang-orang Eropa keranjingan dengan hasil bumi yang ada di Surabaya.
“Jadi kalau kita mau balik lagi itu ada bukunya ya, Surabaya City of Work yang ditulis oleh Dick Howard. Surabaya itu sebenarnya merupakan kota yang lebih maju sebelum Jakarta dan Bandung. Karena apa, karena pada waktu itu Surabaya penghasil gula tebu. Itu membuat Eropa keranjingan dengan hasil tebu dari Surabaya ini. Laris sekali, ini membuat Surabaya maju. Akibat perdagangan gula banyak masyarakat Surabaya makmur. Hal ini yang mulanya membuat Surabaya memiliki banyak fasilitas perbelanjaan. Dulu, orang-orang Jakarta belanja ke Surabaya abad 19,” katanya. (dop/tok)