Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang akan segera berlangsung, membuat semua pihak berbenah dan mempersiapkan diri untuk bersaing di perdagangan bebas tersebut. Tidak hanya swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu melakukan persiapan untuk bersaing di MEA.
Tantangan BUMN saat MEA berlangsung dibahas bersama saat acara Seminar Nasional Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN dengan tema “Mempersiapkan Mentalitas Pekerja BUMN dalam menghadapi Daya Saing MEA 2015” di Ballroom Santika Premiere Hotel, Jl. Raya Gubeng, Surabaya, Kamis (9/4/2015).
Dalam seminar tersebut menghadirkan beberapa narasumber yaitu, Rahmat Pramono Duta Besar RI untuk ASEAN, Arif Wibowo Dirut PT. Garuda Indonesia, Djarwo Surjanto Dirut PT. Pelindo III, Wahyu Direktur Niaga Inhealth Mandiri, Oscar Fitriano Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik UI.
Oscar Fitriyano Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik UI mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara adalah dengan persaingan. Inilah yang akan terjadi di MEA.
Namun perlu diingat, persaingan yang dibiarkan begitu saja akan menghasilkan kesenjangan. Dimana yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan terus miskin karena itu dibutuhkan intervensi dari pemerintah.
“Pemerintah juga harus siap untuk bersaing. Bukan hanya masyarakat ataupun dunia usaha (BUMN) yang harus bersaing. Karena yang menandatangi MEA ini adalah pemerintah,” kata Oscar.
Dia menambahkan, hal itu tidak mudah mengingat indeks persepsi korupsi Indonesia saat ini berada di 3,2 persen, sementara indeks kompetitifnes dibawah dari negara ASEAN. Kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah harus untuk mendukung persaingan di MEA.
Karenanya pemerintah juga harus bisa membuat sebuah kebijakan yang mendukung, baik untuk masyarakatnya juga untuk BUMN lainnya. “Dengan begitu tiga pihak yang terkait dalam MEA, yaitu masyarakat, BUMN dan pemerintah bisa saling memperkuat daya saingnya,” ujarnya.
Sementara itu, DJarwo Surjanto Dirut PT Pelindo III mengaku, sudah siap dalam menghadapi MEA. Pihaknya telah meningkatkan kinerjanya saat ini, dengan mengoperasikan 43 pelabuhan.
“Kami selalu berupaya meningkatkan produktifitas di pelabuhan, seperti besarnya handling dalam kapasitas tertentu karena kinerja tersebut akan berpengaruh pada harga-harga barang,” kata Djarwo.
Dia menambahkan, dengan pengelolaan di 43 pelabuhan yang ada di Pelindo III, diharapkan mampu menurunkan biaya logistik sehingga lebih kompetitif.
Menurutnya, dengan rencana perwujudan tol laut, biaya logistik akan menjadi turun dan kompetitif. “kita harus siap, karena jika tidak, maka kita hanya akan menjadi penonton saja di negeri sendiri. Untuk itu,banyak faktor yang cukup menentukan untuk menurunkan biaya logistik kita,” kata dia. (wak/rst)
Teks Foto:
– Djarwo Surjanto Dirut PT. Pelindo III saat menjadi pembicara Seminar Seminar Nasional Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net