Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis, (9/4/2015) pagi bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp12.940 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.957 per dolar AS.
“Rupiah kembali bergerak menguat terhadap mata uang dolar AS bersamaan dengan mata uang lain di kawasan Asia, sentimen dari dalam negeri dan eksternal masih dapat menopang laju mata uang rupiah,” kata Samuel Sekuritas Rangga Cipta Ekonom seperti dilansir Antara.
Dari dalam negeri, ia mengemukakan, penguatan harga surat utang negara (SUN) menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang domestik.
Dari eksternal, lanjut dia, rilis notulensi rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan bahwa masih adanya perbedaan pendapat mengenai kenaikan suku bunga AS di tahun ini menyusul perkembangan data ekonomi AS yang masih di bawah harapan menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.
“Mengenai waktu kenaikan suku bunga AS masih terdapat perbedaan pendapat, dalam FOMC itu ada yang berpendapat bahwa kenaikan di Juni masih terlalu cepat,” katanya.
Rully Nova Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara menambahkan, rupiah masih berada di area positif meski dibayangi cadangan devisa periode Maret yang mengalami penurunan.
“Meski cadangan devisa menurun namun optimisme terhadap perekonomian Indonesia yang akan tetap tumbuh pada tahun ini menjadi salah satu penopang,” katanya.
Ia mengatakan, masih mengalirnya dana asing baik ke pasar saham maupun surat utang atau obligasi domestik menambah sentimen positif bagi mata uang rupiah.
“Faktor itu, akan membawa rupiah untuk bergerak menguat ke depannya meski dibayangi oleh kebutuhan dolar AS yang akan tinggi pada kuartal II 2015 menyusul akan adanya jadwal pembagian dividen, pada situasi itu, investor asing biasanya akan memindahkan hasil dividen ke negeri asalnya,” katanya. (ant/dop/ipg)