Puluhan aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahari, Rabu (8/4/2015). Aksi ini merupakan bagian dari penolakan terhadap rencana penambangan pasir di Banyuwangi yang akan digunakan untuk mereklamasi Teluk Benoa.
“Sebelum aksi ini, kita juga telah menggalar tandatangan petisi untuk menolak penambangan pasir ini,” kata Rere Christanto, bagian Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Timur.
Menurut dia, penambangan pasir ini rencannya akan dilakukan di tiga titik yaitu wilayah Srono, Rogojampi, serta Kabat yang masih masuk kawasan perairan Muncar, Banyuwangi.
Dengan penambangan pasir di pesisir Muncar, Walhi kawatir ekosistem di Muncar akan rusak, padahal Muncar selama ini dikenal sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia.
Karenanya, Walhi mendesak Bupati Banyuwangi segera bersikap dan membentengi wilayahnya, agar penambangan ini benar-benar bisa dibatalkan.
“Peran Bupati juga diperlukan untuk membentengi kawasannya agar tak rusak,” ujarnya. Apalagi di Srono, Rogojampi, dan Kabat dihuni oleh 1488 nelayan yang menggantungkan hidupnya di laut.
Selain itu, Walhi juga berharap Gubernur Jawa Timur bisa menolak rencana penambangan ini. “Izin di tangan Gubernur, dan ini harusnya ditolak karena sebelumnya pemerintah NTB juga telah menolak rencana serupa,” kata dia.
Rere mengatakan, penambangan ini dipastikan akan menimbulkan banyak dampak buruk, apalagi pasir rencannya akan dibawa untuk menguruk Teluk Benoa Bali. Reklamasi di Teluk Benoa saat ini juga telah ditentang oleh masyarakat sekitar. (fik/ipg)