Dua penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih di Jalan Keputih Tegal, Kecamatan Sukolilo, Surabaya kakinya dirantai. Mereka adalah Mf asli Kediri dan Sm asli Malang.
Dari penulusuran suarasurabaya.net, Mf dan Sm dirantai berdekatan di barak B, gedung paling belakang. Mereka berdua jadi satu dengan penghuni lainnya yang tidak dirantai, tapi sama-sama mengalami gangguan kejiwaan. Mf dan Sm dirantai dengan alasan karena kabarnya sudah divonis positif HIV AIDS, dan dikhawatirkan menular ke penghuni Liponsos lainnya.
Saat Mf diajak bicara, selalu berucap ingin kembali ke kampung halamannya. “Saya ingin pulang di kampung,” kata Mf kepada suarasurabaya.net.
Ketika ditanya sudah berapa lama di dalam Liponsos, Mf tidak langsung menjawabnya, tapi diam sejenak, kemudian berucap seperti sebelumnya. “Ingin pulang ke Sumberejo.”
Berbeda dengan Sm, saat diajak komunikasi, masih bisa mencerna dengan lawan bicaranya. Tapi, harus sabar, karena Sm harus mengingat apa yang dibicarakan.
Bahkan, Sm mengaku kalau dia punya keluarga. “Saya ingin pulang di Malang, saya punya saudara dan orang tua,” ucap dia.
Ketika ditanya, mengapa berada di Liponsos Keputih, Sm masih bisa mengingatnya, tapi tidak tahu kapan dirinya masuk. “Di bawa polisi dan dirantai,” ujarnya singkat.
Meski dirantai, Mf dan Sm masih mendapatkan pendampingan. Mila, pendamping Mf dan Sm mengaku, kalau keduanya itu menderita HIV AIDS positif. Namun, Mila tidak berani memberikan pendampingan ekstra, karena takut tertular.
“Saya berani mendekat, tapi kalau selebihnya seperti memandikannya dengan sabun tidak berani. Ya hanya saya siram air saja, kemudian dia (Mf dan Sm, red) sendiri yang menggunakan sabun,” ujar Mila.
Lantaran divonis HIV, secara otomatis perlakuan untuk pendampingan dan penanganan sangat berbeda, dengan kaki terpaksa harus dirantai. Agar tidak menulari penghuni lainnya yang totalnya 450 orang berada di gedung barak B dengan ukuran 25 x 30 meter persegi,
Dari data yang didapat, Mf jadi penghuni Liponsos Keputih, sudah dua tahun. Sedangkan Sm baru datang akhir tahun 2014.
Sementara Ulum Topan petugas perawat mengaku, kalau terpaksa merantai Mf Sm, karena mempunyai hasrat seksual.
“Pernah dia itu tidak dirantai. Ternyata langsung mengajak penghuni lainnya untuk berhubungan,” kata Topan.
Menurut Topan, kedua perempuan itu pernah dibiarkan berkeliaran. Tapi tiba-tiba mereka bersikap aneh. “Dia langsung ngajak penghuni lain untuk berhubungan seksual. Ini kan bahaya,” kata Topan. (bry/ipg)