Sabtu, 15 Februari 2025

40,9 Juta Penduduk Indonesia Tinggal di Daerah Rawan Longsor

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi. Longsor di Banjarnegara. Foto: setkab.go.id

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 40,9 juta jiwa atau 17,2 persen penduduk di Indonesia tinggal di kawasan yang rawan bencana longsor. Dari total jumlah tersebut terdapat 4,28 juta jiwa balita; 323 ribu jiwa disabilitas, dan 3,2 juta jiwa lansia.

“Mereka tinggal di daerah-daerah yang terpapar longsor sehingga sangat membahayakan jika musim penghujan,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB pada suarasurabaya.net, Senin (30/3/2015).

Meski tinggal di daerah rawan, namun kebanyakan warga ternyata tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mampuni untuk menghindar dan memproteksi diri dari baha longsor.

Mitigasi bencana baik struktural maupun non struktural juga telah dilakukan meskipun masyarakat ternyata tetap belum tanggap. Bahkan akibat kekurang siapan masyarakat, pada tahun 2014 saja, longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa yaitu 408 meninggal, 79.341 jiwa mengungsi, dan 5.814 rumah rusak.

Daerah rawan longsor sesungguhnya sudah dipetakan dimana Jawa barat Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah daerah yang paling banyak terjadi longsor. Sementara sepanjang 2005-2014, daerah yang paling banyak kejadian longsor adalah Kabupaten Wonogiri, Bogor, Wonosobo, Bandung, Garut, Banyumas, Semarang, Sukabumi, Cilacap, Cianjur, Temanggung, Ponorogo, Kebumen dan Purbalingga.

Menurut Sutopo, Badan Geologi juga telah mendistribusikan peta tersebut ke seluruh Pemerintah Daerah. Bahkan BNPB juga telah mengembangkan peta risiko bencana longsor yang memuat peta bahaya, kerentanan dan kapasitas.
“Tapi peta tersebut sebagian besar ternyata belum menjadi dasar dalam penyusunan dan implementasi rencana tata ruang wilayah,” kata dia.

Padahal, longsor sebenarnya dapat diantisipasi. Tidak mungkin semua wilayah di Indonesia harus dipasang sistem peringatan dini longsor. Sebab memerlukan ratusan ribu unit dan biaya yang sangat besar.

“Kuncinya adalah rencana tata ruang wilayah perlu ditegakkan. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas pemda dan masyarakat terus ditingkatkan agar masyarakat tangguh menghadapi longsor,” kata dia. (fik/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Sabtu, 15 Februari 2025
27o
Kurs