Pihak keluarga Rudianto (30) warga Tenggumung Wetan Merpati, Wonokusumo, Semampir, Surabaya, yang meninggal dunia karena dikeroyok massa, melakukan pembongkaran makam Rudiyanto di Makam Islam Karang Tembok, Semampir, Senin (23/3/2015).
Pembongkaran makam dilakukan untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Rudianto, sebab keluarga curiga dengan penyebab kematian almarhum.
Pembongkaran makam dilakukan dengan pengawasan anggota polisi dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Polsek Kenjeran, koramil, dan dokter forensik.
Mat Rui, ayah Rudianto mengatakan, pihak keluarga ingin mengetahui penyebab pasti kematian Rudianto. Sehingga pihaknya meminta untuk jenazah anaknya di otopsi.
“Kami ingin keadilan. Kami ingin tahu apa yang terjadi dengan anak saya. Kami ingin tahu penyebab pasti kematiannya,” kata Mat Rui kepada wartawan, Senin (23/3/2015) di Makam Islam Karang Tembok.
Pembongkaran makam ini dilakukan, melihat kejadian pada 23 Desember 2014 lalu. Ketika itu Rudianto dan seorang temannya datang ke kos Novan di Kalilom Lor I gang Buntu. Ternyata Novan tidak ada di kos, dan telah diamankan Polisi karena terlibat kasus kejahatan.
Kebetulan Polisi melakukan pengintaian di kos tersebut, untuk menangkap komplotan Novan yang lainnya. Rudianto dan temannya yang sedang main ke kos Novan diteriaki maling oleh warga.
Mereka berdua kabur, namun warga yang mengejarnya berhasil menangkap Rudianto kemudian menghajarnya. Sementara temannya berhasil melarikan diri.
Kompol Ridwan Kapolsek Kenjeran mengatakan, pihaknya saat itu datang ke lokasi dan menerima Rudianto sudah dalam keadaan babak belur setelah dihajar warga. Polisi pun segera membawa Rudianto ke rumah sakit.
“Kami langsung berusaha membawanya ke rumah sakit. Namun tidak bisa segera karena kami menunggu ambulance. Karena terlalu lama, akhirnya kami membawanya menggunakan mobil patroli ke rumah sakit. Saat dilakukan perawatan di rumah sakit, dia meninggal,” kata Kompol Ridwan.
Dia menambahkan, pihaknya tidak tahu berapa lama Rudianto dirawat hingga meninggal. Yang pasti pihak kepolisian telah melakukan prosedurnya dengan benar.
Pihak keluarga Rudianto mempertanyakan kematiannya, karena menilai ada beberapa kejanggalan yang ditemukan. Saat dibawa polisi, kata Mat Rui, anaknya dalam kondisi masih hidup dan diamankan oleh pengurus RW dari amukan warga di sebuah pos RT.
“Saat itu anak saya sempat diberi minum air putih sebelum akhirnya dijemput oleh mobil patroli Polsek Kenjeran. Di tubuh anak saya juga tidak ditemukan luka dan darah,” ujarnya.
Mat Rui sendiri kaget saat dikabari jika anaknya telah meninggal karena dimassa. Saat jenazah Rudianto dimandikan, pihaknya tidak menemukan adanya bekas luka tanda kekerasan. Padahal sebelumnya dia mendapatkan kabar jika anaknya dimassa.
“Di lokasi kejadian juga tidak ada darah, tetapi setelah pulang dari rumah sakit kok ada banyak darah. Ada apa ini? Karena adanya kejanggalan itu, kami meminta kuburan anak Rudianto dibongkar dan dilakukan otopsi untuk mencari penyebab kematiannya,” ujarnya. (wak/rst)
Teks Foto:
– Setelah melakukan pembongkaran makam, jenazah Rudianto (30) warga Tenggumung Wetan Merpati, Wonokusumo, Semampir, Surabaya, dibawa ke RS dr. Soetomo Surabaya untuk dilakukan otopsi.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net