Sabtu, 23 November 2024

Kisah Bella, Kerja di Google Bukan Hanya Sebatas Impian

Laporan oleh Dodi Pradipta
Bagikan

Mendengar kisah Isabella Wibowo (27), membuat kita berpikir bahwa impian-impian yang kita miliki akan menjadi nyata jika disertai usaha yang keras untuk menggapainya. Wanita berparas cantik itu berhasil menjadi bagian dari perusahaan multinasional terkemuka Google yang berbasis di Tokyo Jepang.

Wanita yang akrab disapa Bella ini, mendapatkan posisi sebagai Community Manager Google di Jepang mulai tahun 2012. Namun, pencapaiannya ini tidak ia dapatkan dengan mudah.

“Saya dulu melamar di Google dua kali. Lamaran saya yang pertama ditolak. Saya mendapat email dari Google kalau saya gagal. Saya sempat putus asa waktu itu selama dua hari penuh,” kata Bella kepada suarasurabaya.net Minggu (22/3/2015).

Keputusasaan Bella tidak bertahan lama, dia memutuskan untuk bangkit dan berpikir hidup harus berjalan terus dan menjadikan kegagalannya itu sebagai sebuah pelajaran. Satu tahun kemudian didorong oleh teman dekatnya, dirinya memberanikan diri lagi untuk mencoba melamar ke Google.

“Saya berpikir kalau gagal lagi ya memang bukan jalannya. Eh ternyata saya diterima di percobaan kedua saya kali ini. Saya mendapatkan hikmah kalau saat ini kamu gagal, bukan berarti kamu akan gagal selama-lamanya,” ujarnya.

Wanita yang juga sempat bekerja di salah satu bank Singapura ini menuturkan, pada mulanya dia tidak langsung ditempatkan sebagai Community Manager di Jepang. Namun, dia terlebih dahulu menjadi sales di Google Singapura.

“Saya pertama kali masuk di google Singapura bagian sales. Setelah satu tahun, karena pencarian jati diri, saya sadar kalau saya itu tidak suka kerja di sales. Setelah ngobrol sama manager, kita sepakat buat diskusi role apa yang cocok buat saya. Ternyata role yang saya suka adanya di Tokyo. Akhirnya interview tiga kali di sana berhasil dan pindah ke Tokyo,” ungkapnya.

Saat awal-awal bekerja di sana, dirinya juga sempat mengalami shock culture dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Menurutnya, kultur yang ia dapatkan selama bekerja di bank dan di Google sungguh berbeda.

“Dulu di bank, saya dikasih tugas lalu terserah saya mau ngapain. Tapi koridornya banyak sekali tidak boleh ini tidak boleh itu. Tapi kalau di Google, ketika dikasih tugas, kamu terserah mau bagaimana, asalkan kamu bisa meyakinkan perusahaan kalau kamu bisa melakukannya. Disini harus proaktif dan omongan kita selalu didengarkan,” paparnya.

Bella yang dulunya kuliah di jurusan marketing ini, memberikan tips kepada anak-anak Indonesia yang memiliki harapan untuk bekerja di Google. Dirinya punya tiga tips bagi anak-anak yang ingin mengikuti jejaknya.

“Yang paling penting adalah mencari tahu Google itu karakternya seperti apa. Yang pasti, untuk mereka yang ingin bekerja di google harus punya inisiatif yang tinggi. Lalu dia harus punya visibilitas di bidang yang disuka. Misalnya, dia jago di programming, maka rajin-rajinlah ikut event-event internasional atau nasional yang bisa membuktikan kalau dia itu punya kapasitas. Yang terakhir, mesti punya kepribadian yang murah hati. Walaupun pintar tapi kalau tidak bisa kerjasama dengan orang lain atau tidak suka bantu-bantu orang lain, kayaknya agak susah juga. Disini harus punya kepribadian yang menyenangkan,” pungkasnya. (dop/dwi)

Teks Foto :
– Isabella Wibowo.
Foto: Dodi suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs