Setiap tahun, Surabaya kehilangan 600 guru karena pensiun. Tak hanya pensiun normal, mayoritas dari mereka juga pensiun dini karena berbagai sebab.
Bahkan, akibat banyaknya jumlah guru yang pensiun, saat ini terdapat 15 kepala sekolah yang rangkap jabatan. “Mereka rangkap sebagai kepala sekolah di tempat lain, ada juga yang merangkap sebagai guru,” kata Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, Senin (16/3/2015).
Menurut Risma, saat ini, sekolah yang paling banyak membutuhkan tambahan guru adalah Sekolah Dasar. Karenanya, dirinya kini telah memiliki cara yaitu dengan menyodorkan perjanjian bagi setiap guru.
“Mereka yang mau jadi guru harus bersedia ditempatkan di SD, jika mereka mau ya kita terima,” kata Risma. Upaya ini dilakukan karena beberapa Guru SD di Surabaya saat ini banyak yang minta pindah menjadi Guru SMP ataupun SMA.
Selain itu, Risma juga telah minta Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk segera menambah jumlah guru yang ada di Surabaya.
“Saya sudah bilang ke Pak Menteri (Menpan RB), kalau tidak segera diantisipasi ya sekolahnya ditutup saja karena jumlah guru terus berkurang,” ujarnya.
Sementara itu, berkurangnya jumlah guru tak hanya dirasakan Surabaya. Bahkan Soekarwo Gubernur Jawa Timur menyatakan tiap bulan sedikitnya ada 300an guru yang mengajukan pensiun dini.
Mereka ini, mengajukan pensiun dengan alasan ingin berwirausaha. Saat ini, Pemerintah Jawa Timur juga menerapkan jika pensiun dini bagi guru hanya bisa dilakukan dengan alasan sakit. (fik/ipg)