Sabtu, 23 November 2024

Revolusi Mental Melalui Nyepi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Setelah melakukan rangkaian prosesi penyucian diri dan pratima, umat Hindu di pantai AAL menjalani tirta wasupadha yaitu pemercikan tirta (air) suci oleh para pemangku adat sebagai simbol harapan kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar memberikan anugerah di Tahun Baru Saka 1937.

Rangkaian kegiatan Melasti ini ditutup dengan bersembahyang bersama di Pura Agung Jagat Karana. Pratima kembali disunggi. Arak-arakan umat kembali ke pura membuat beberapa ruas di Jalan Tanjung Sedari ditutup. Kemacetan pun sempat terjadi.

Di dalam pura, umat berkumpul di Mandala Utama, bagian utama pura. Kembali dipimpin oleh pedanda, umat bersembahyang mepamit bersama, yakni untuk berpamitan kepada Betara Betari yang melinggih di Pura Agung Jagat Karana.

Ketut Sudiarta Ketua PHDI Jatim mengatakan tema penyelenggaraan nyepi kali ini adalah penyucian diri dan alam semesta untuk meningkatkan kinerja. Penyucian diri, terutama penyucian jiwa yang sejalan dengan revolusi mental.

”Salah satu disiplin yang harus diterapkan dalam hidup ini adalah disiplin terhadap jiwa. Karena itu tema nyepi kali ini sejalan dengan program pemerintah, revolusi mental,” ujarnya dalam sambutan kegiatan Melasti menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1937.

Rangkaian acara menyambut Nyepi ini akan dilanjutkan dengan upacara Tawur Agung yang merupakan simbol penyucian alam semesta di Tugu Pahlawan, Jumat (20/3/2015). Arak-arakan ogoh-ogoh akan diadakan di hari itu, dianjutkan dengan pembakaran ogoh-ogoh di malam hari. (den/dwi)

Teks Foto:
1. Pemberian tirta wasupada kepada seorang anak di pantai AAL.
2. Umat memasuki pura utama.
Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs