Marciano Norman Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) mengatakan tidak mau bersepekulasi dengan 16 WNI yang memisahkan diri dari rombongan tour setibanya di kota Istambul Turki.
BIN masih terus bekerja bersama instansi terkait untuk menelusuri WNI asal Surabaya dan Surakarta.
Kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/3/2015), kepala BIN minta pihak keluarga memberikan penjelasan sejujurnya latar belakang sudara yang menghilang tersebut.
Ada informasi yang menyebut 16 WNI itu menyeberang ke Suriah bergabung dengan ISIS, BIN mempertanyakan siapa yang bisa membuktikan kebenanarannya kalau WNI itu bergabung dengan ISIS.
“Soal mau pergi kemana dan akan bergabung dengan siapa tidak masalah, yang penting 16 WNI itu jelas keberadaannya,” kata kepala BIN.
Sementara itu, Retno Lestari Priansari Marsudi Menteri luar negeri menjelaskan tim Kementerian Luar Negeri bersama kedutaan besar Turki sampai sekarang belum mengetahui keberadaan 16 WNI.
Yang sempat membuat Menlu heran, belum ada keluarga yang lapor secara resmi telah kehilangan keluarga.
Dikatakan dalam perjalanan ke Turki, 16 WNI difasilitasi Smiling Tour Jakarta.
Waktu di Istambul setelah dari pesawat Turkish airlines TK 67 mereka mimisahkan diri dan berjanji akan bergabung kembali dengan rombongan yang lain pada 26 Februari 2015. Namun sampai kembali ke tanah air pada 4 Maret 2015, 16 WNI yang 10 diantaranya asal Surabaya belum menampakkan diri.
Lukman Hakim Syaifuddin Mentri Agama belum ada penjelasan terkait ke 16 WNI apakah mereka ikut rombongan umroh atau tidak.
Kalau Umroh pengawasannya cukup ketat dan paspor biasanya ditahan penyelengggara umroh sehingga tidak bisa pergi seenaknya sendiri. (jos/dwi)