Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (26/2/2015) sore bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp12.872 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.856 per dolar AS.
Reza Priyambada Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia di Jakarta, mengatakan, rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS menyusul masih adanya kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap Yunani meski telah disetujuinya perpanjangan dana talangan selama empat bulan ke depan.
“Sebagian pelaku pasar uang masih khawatir terhadap Yunani karena potensi gagal bayar masih membayangi kreditur,” katanya seperti dilansir Antara.
Ia menambahkan, sebagian pelaku pasar uang juga mulai beralih ke sentimen dalam negeri yakni inflasi Februari 2015 dan neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2015 yang sedianya akan dirilis pada awal pekan depan Senin (2/3/2015) oleh Badan Pusat Statistik.
“Setelah sentimen pernyataan Gubernur the Fed Janet Yellen terkait belum dinaikannya suku bunga AS dalam waktu dekat, pelaku pasar uang di dalam negeri beralih ke sentimen domestik. Tetap mewaspadai pelemahan lanjutan jika data ekonomi domestik tidak sesuai ekspektasi,” katanya.
Ariston Tjendra Kepala Riset Monex Investindo Futures menambahkan, pelaku pasar keuangan juga sedang menanti data indeks harga konsumen AS dan Kanada yang secara bersamaan akan dirilis.
“Biasanya nilai tukar berisiko akan tertekan jika indeks harga konsumen itu meningkat. Selain itu, AS juga akan merilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan dan data pesanan barang tahan lama untuk bulan Januari. Kedua data diperkirakan lebih bagus dari data sebelumnya,” katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (26/2/2015) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.862 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (25/2/2015) di posisi Rp12.887 per dolar AS. (ant/dop/rst)