Hudiono, Kepala Bidang Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi Diknas Jawa Timur mengatakan tahun ini kelulusan siswa diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah, hasil Ujian Nasional (UN) 2015 hanya untuk pemetaan.
“UN 2015 bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui berbagai alat pengukuran, tidak hanya UN tapi juga evaluasi pemerintah, sekolah dan guru. Evaluasi mikronya, apakah siswa memahami apa yang sudah diajarkan guru, sedangkan evaluasi makro mengenai pengembangan program,” kata Hudiono kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (25/2/2015).
Hudiono mengatakan, pemerintah berharap hasil pemetaan tersebut mampu mendorong siswa belajar lebih baik dan guru menetaskan kompetensi.
“Langkah selanjutnya, bagaimana menetapkan standar kompetensi minimum secara nasional sehungga dapat dipakai sebagai acuan antar provinsi dan menghasilkan ukuran capaian kompetensi pendidikan yang dapat dipakai antar negara,” katanya.
Tiga penentu kelulusan siswa yaitu, telah menyelesaikan semua mata pelajaran, berperilaku baik dan lulus UN. Pengukuran harian dilihat dari hasil ulangan harian, ujian tiga bulanan, ujian semester dan ujian akhir.
Sementara itu, pelaksanaan UN 2015, kata Hudiono, akan dibagi menjadi dua cara, online dan konvensional. Untuk UN online akan menggunakan Computer Based Test (CBT) yang dikendalikan tersentral di Jakarta, sehingga lebih cepat dan transparan.
Sebanyak 126 SMP, SMA dan SMK di Jawa Timur akan mengikuti UN online karena telah memenuhi syarat adanya tim IT, sarana komputer minimal Pentium 4, dan kelayakan server. Jumlah sekolah ini merupakan terbanyak se-Indonesia.
UN tingkat SMA sederajat dan SMK akan dilaksanakan 13 April-15 April 2015. Sedangkan UN tingkat SMP sederajat akan dilaksanakan 4 – 7 Mei 2015. (iss/ipg)