Sabtu, 23 November 2024

Surabaya Miliki Tiga Laboratorium Pendeteksi Keaslian Batu Akik

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Mingma Sherpa, Gemolog (depan), sedang memeriksa keaslian batu akik. Foto : Denza suarasurabaya.net

Dulu, penghobi batu permata sering tertipu oleh pedagang batu yang suka berbohong. Kini dengan adanya laboratorium gemologi, para penghobi batu mulia menjadi lebih lega.

Gemologi adalah cabang ilmu geologi yang berkonsentrasi pada batu permata (gemstones). Seorang gemolog (gemologyst) adalah orang yang memahami seluk beluk batu permata dan memiliki kompetensi untuk membedakan jenisnya, kadarnya, kandungan mineral dan lain sebagainya.

Gemolog dilengkapi dengan peralatan yang cukup memadai untuk melakukan pemeriksaan batu mulia secara komprehensif. Hasil kerja gemolog terutama adalah untuk memastikan keaslian batu permata.

Mingma Sherpa, gemolog asal Nepal yang bekerja di laboratorium Gems Research International (GRI) Surabaya mengatakan bahwa pekerjaan gemolog memiliki tantangan tersendiri. Ia mengatakan bahwa seorang gemolog harus memiliki kecakapan dan ketelitian dalam memeriksa batu dengan peralatan yang tersedia.

“Gemolog membedakan sebuah batu itu tergolong jenis apa. Apakah batu itu genuine (asli, red) atau batu sintetis. Memeriksa warna batu, apakah pada batu itu telah dilakukan treatmen (perlakuan khusus agar batu lebih indah, red) atau tidak,” kata pria yang biasa dipanggil Ming kepada suarasurabaya.net, Sabtu (21/2/2015).

Treatmen pada batu berpengaruh pada harga jualnya. Batu yang telah mengalami treatment harganya bisa terpaut sedikit lebih murah dari yang tanpa treatmen, atau justru bisa terpaut sangat jauh. Ini, kata Ming, bergantung pada jenis treatment yang telah dialami oleh batu.

Contohnya, treatmen yang dilakukan untuk menutupi keretakan pada batu. Biasanya treatmen jenis ini menggunakan minyak tertentu yang dituangkan ke celah-celah keretakan batu sehingga keretakan itu tidak tampak. “Tapi batu yang mengalami treatment masih jauh lebih mahal daripada batu sintesis,” katanya.

Batu sintetis ini juga bermacam-macam cara pembuatannya. Ada yang bahan dasarnya kaca atau kristal yang diproses. Baik dengan proses hidrotermal (dengan cairan panas yg naik dr magma yg mendingin) maupun dengan proses verneuil (teknik lelehan zat tertentu di atas kristal).

Peralatan yang digunakan oleh gemolog pun beragam. Ada mikroskop, refrectometer (untuk membaca indeks reflektif batu), spectroscope, Spesificic Gravity (SG) scope, dichroscope, dan celsia filter. “Sebenarnya masih ada lagi peralatan yang lebih canggih, tapi kami tidak memakainya karena harganya terlalu mahal,” ujar Ming.

Setelah gemolog memeriksa dan menggolongkan jenis batu, laboratorium tempat gemolog bekerja akan menerbitkan kartu identitas (kartu ID) sampai sertifikat bergantung permintaan pelanggan. Kartu ID dan sertifikat keaslian inilah yang kemudian menjadi tolok ukur jenis dan keaslian batu mulia.

Biaya pembuatan kartu identitas dan sertifikat pun berbeda-beda. Untuk pembuatan kartu ID (keterangan tentang jenis batu) saja biayanya sekitar Rp100 ribu. Untuk kartu ID yang dilengkapi dengan pernyataan keaslian (origin) biayanya Rp200 ribu. Sedangkan untuk pembuatan sertifikat batu mulia, yang ukuran kecil biayanya Rp250 ribu, sedangkan ukuran besar biayanya Rp400 ribu.

Di Surabaya ada tiga laboratorium gemologi yang telah dikenal luas. Antara lain Gems Research International (GRI) di jalan Kayun, Kians Gemological Laboratory (KGL) di Jalan Kunir, dan Bens International Gemological (BIG) di Pakuwon Trade Centre, Surabaya. (den/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs