Etnis Tionghoa punya cara yang khas dalam menyambut datangnya tahun baru Imlek. Setiap keluarga akan berkumpul di malam menjelang tahun baru untuk makan bersama atau yang sering disebut Tuan Yuan Fan.
Menu yang wajib tersaji di meja makan adalah ikan dan dumpling. “Sampai sekarang kedua jenis kuliner tersebut masih dipercaya sebagai ikon atau simbol dari rezeki yang melimpah. Dengan memakan keduanya, masyarakat etnis Tionghoa percaya segala aspek dan kebutuhan hidup selama satu tahun tetap terjamin, bahkan berkelimpahan,” kata Yunita Christanti, Kepala Sekolah Bahasa Mandarin di Surabaya kepada suarasurabaya.net.
Di sejumlah kalangan, hidangan ikan juga dimakan pada satu hari setelah tahun baru. Tata cara seperti ini dipercaya sebagai perayaan atas rejeki yang melimpah di tahun lalu dan masih tersisa hingga tahun yang baru.
“Ada pepatah yang mengatakan nian nian you yu, artinya setiap tahun ada (rezeki) berlebih. Yu dalam pepatah memiliki arti sisa atau berlebih. Penulisan dan pengucapannya sama dengan yu yang berarti ikan,” kata Yunita.
Sementara itu, dumpling atau shui jiao wajib dinikmati selama perayaan Imlek karena bentuk dumpling yang mirip kantong berisi penuh dipercaya mengandung semangat untuk membawa harta masuk dan disimpan layaknya menyimpan barang di dalam kantong.
Masyarakat yang masih memegang tradisi leluhur mengkonsumsi dumpling selama beberapa hari setelah tahun baru. “Selama beberapa hari setelah tahun baru, masyarakat kuno percaya bahwa mereka tidak boleh melakukan aktivitas yang berat, termasuk memasak. Sehingga biasanya dumpling beku disimpan untuk persediaan beberapa hari. Tinggal direbus kalau ingin makan,” ujar Yunita. (ica/iss/dwi)
Teks Foto:
– Ikan Cukil kukus (Foto: triptus)
– Dumpling (Foto: malay.cri)