Sebanyak 328 siswa TK dan SD Yayasan Gloria memperingati Tahun Baru Imlek 2566 dengan menampilkan pertunjukan kesenian, Rabu (18/2/2015).
Para siswa yang masih imut-imut menampilkan tarian kipas dan tarian bertajuk Xin Nian Kuai Le dengan pakaian khas Tionghoa, Cheongsam.
Warna merah mendominasi panggung di Gereja Gloria Jalan Pacar, Surabaya. Siswa siswi TK dan SD yang hendak tampil menunggu di bangku. Ketika tiba giliran mereka tampil, sorak sorai dan tepuk tangan riuh rendah menggema di dalam gedung.
Pada perayaan Tahun Baru Imlek 2566 kali ini, siswa siswi TK-SD Gloria 1 menampilkan beberapa pertunjukan seni. Antara lain tarian kipas, tarian Xin Nian Kuai Le (selamat tahun baru), permainan musik ansamble, paduan suara bahasa Mandarin, dan drama singkat berbahasa mandarin.
Liem Tien, Kepala Sekolah TK-SD Gloria 1 mengatakan bahwa acara yang diselenggarakan oleh sekolah itu bertujuan untuk mengajarkan kepada para siswa baik playgroup, TK, dan SD untuk menghayati makna Imlek. Selama ini, kata Tien, anak-anak memahami Imlek sebatas angpau, bersenang-senang, makan. Tapi sebenarnya makna Imlek lebih dari itu.
“Dari Imlek ini kami ingin mengajarkan bahwa ada orang tua yang harus kita hormati. Bagaimana cara menghormati orangtua, memperlakukan orangtua, berterimakasih. Berterimakasih setelah menerima angpau,” katanya kepada suarasurabaya.net, Rabu (18/2/2015).
Makna Imlek, kata Tien, juga mengajarkan kepada siswa tentang Tuhan yang merupakan kekuatan yang memberikan orangtua dan kehidupan mereka (siswa).
“Nah, dengan perayaan Imlek ini kami juga mengajarkan kepada mereka bagaimana bersyukur, berterimakasih (kepada Tuhan, red),” tambahnya.
Perayaan Imlek ini juga merupakan kesempatan bagi para siswa TK dan SD untuk mengenali budaya tionghoa. Ini berkaitan dengan pelajaran bahasa mandarin yang mereka dapatkan di sekolah. Salah satu pertunjukan yang mewakili ini antara lain drama singkat berbahasa Mandarin oleh siswa SD.
Drama itu menceritakan seorang petani yang memanen wortel. Kemudian petani itu meminta bantuan seluruh keluarga untuk membantu. Melihat kesusahan keluarga petani, seluruh binatang yang ada di sekitar pun turut membantu memanen wortel di lahan milik petani.
Selain penampilan tarian dan drama, ada penampilan guru mandarin Lao Tse Natalia yang memainkan guzheng atau alat kecapi tradisional china. Guzheng ini merupakan alat musik tradisional China berbentuk kotak cembung dari kayu dengan 21 senar yang terbentang. Alat musik itu masih populer digunakan hingga saat ini, termasuk dalam perayaan-perayaan Tahun Baru Imlek. (den/ipg)