Sabtu, 23 November 2024

Hampir Seratus Ribu Jiwa Rawan Terdampak Erupsi Gunung Lemongan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengumpulkan berbagai elemen kebencanaan di Kabupaten Lumajang untuk memfasilitasi penyusunan data rekontijensi bencana erupsi Gunung Lemongan.

Ishak Kasubag BPBD Kabupaten Lumajang mengatakan, populasi penduduk yang rawan bencana erupsi Gunung Lemongan terdata mencapai 94.880 jiwa yang tersebar di 13 Desa di 3 wilayah Kecamatan. Masing-masing Kecamatan Ranuyoso, Klakah dan Randuagung.

Banyaknya warga yang berpotensi terdampak bencana ini, nantinya akan dievakuasi di 6 titik. Diantaranya, untuk wilayah Kecamatan Klakah ditentukan di SMA Klakah dan SMK Prayuana sebagai titik evakuasi pertama. “Jika erupsi semakin besar akan dilanjutkan ke arah Kota Lumajang,” katanya kepada Sentra FM Sabtu (14/2/2015).

Titik evakuasi lainnya untuk wilayah Kecamatan Ranuyoso ditentukan di 3 titik berbeda. Yakni di Lapangan Ranuyoso, Pasar Ranuyoso dan lapangan karapan sapi Ranuyoso. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Randuagung akan dievakuasi di lapangan Renduagung.

“Titik evakuasi ini sebagai tahap awal dan jika erupsi semakin membesar maka akan diteruskan ke evakuasi berikutnya ke dua titik berbeda. Untuk warga di wilayah Kecamatan Ranuyoso akan dievakuasi ke wilayah Probolinggo dan warga di Kecamatan Randuagung ke wilayah Kabupaten Jember. Untuk ini akan disiapkan MoU dengan kedua darah tersebut,” katanya.

Kemungkinan dampak letusan Gunung Lemongan ini, menurut Ishak, juga disesuaikan dengan asumsi erupsi sesuai Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang telah ditetapkan.

Kawasan Rawan Bencana yang tersusun dalam dokumen rekontijensi bencana Gunung Lemongan, masih kata Ishak, terbagi dalam KRB III di zona dengan jarak 3 kilometer dari Gunung Lemongan, KRB II dengan jarak 7 kilometer dan KRB I dengan jarak 10 kilometer.

Jika erupsi telah mencapai KRB I, maka seluruh jalur atau akses penghubung antar kota dari Lumajang ke Surabaya dan Jember akan terputus. Meski dalam dokumen ini juga diterangkan adanya alternatif jalan yang bisa dipergunakan sebagai penghubung ke daerah lain.

“Dalam status ini letusan juga akan berdampak terhadap dua Kabupaten tetangga. Yakni Jember dan Probolinggo yang sebagian wilayah perbatasannya akan terdampak dari letusan Gunung Lemongan,” ungkapnya.

Selain titik evakuasi, di 13 desa yang terletak di sepanjang lereng Gunung Lemongan juga disiapkan titik kumpul untuk mempermudah dan mempercepat mobilisasi evakuasi dilakukan.

“Untuk itu, kecepatan evakuasi saat status gunung dinaikkan menjadi siaga sudah siap dilakukan dan tidak sampai menunggu ke status Awas. Ini untuk menghindarkan dari potensi bahaya bagi keselamatan jiwa warga. Untuk kepentingan ini, nantinya akan dibangun fasilitas Early Warning System sebagai tanda peirngatan bagi warga,” ungkap Ishak.

Masih menurut dia, erupsi Gunung Lemongan yang sangat berbahaya adalah ancaman bahaya primernya dibandingkan bahaya sekunder. Bahaya primernya berupa lahar panas, lava pijar, hembusan awan panas, gempa dan abu vulkanik. Sedangkan untuk bahaya sekundernya berupa lahar tidak begitu serius karena tidak begitu banyak sungai.

Yang terpenting, menurut Ishak, untuk mencegah korban jiwa ketika bencana terjadi adalah kesadaran dan pemahaman warga untuk mematuhi peringatan dari petugas kebencanaan. Biasanya, menurutnya, masyarakat ketika diinstruksikan mengungsi malah tidak mau. (her/dop)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs