Kementerian Pariwisata mengalokasikan dana sebesar Rp1 triliun khusus untuk peningkatan promosi pariwisata Indonesia di tahun 2015.
“Uang Rp1 triliun tersebut 75 persennya akan digunakan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia melalui media global karena prioritas kami adalah wisman,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata kepada Antara, Jumat (13/2/2015).
Ia menjelaskan bahwa sistem promosi melalui media asing tersebut sudah dicoba melalui kerja sama dengan salah satu stasiun televisi Tiongkok dan media sosial. “Hasilnya jumlah turis dari Tiongkok yang berkunjung ke Bali naik 50 persen,” katanya.
Arief juga telah menyusun strategi promosi berkonsep BAS yang mencakup branding, advertising, dan selling dengan target pasar negara-negara ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa.
“Tapi kami akan memprioritaskan beberapa negara yaitu Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok dan Jepang,” kata pria yang sebelumnya menjabat sebagai Dirut PT Telkom Indonesia itu.
Sedangkan destinasi wisata utama yang akan dikembangkan yaitu Great Bali dengan kontribusi 40 persen dari total wisman, Great Jakarta (28 persen dari total wisman), dan Great Batam (26 persen dari total wisman).
“Konsep great yang dimaksud bukan hanya Bali, Jakarta, dan Batam, tapi juga potensi di daerah-daerah sekitarnya misalnya saja Bali punya Lombok, Jakarta punya Bogor,” katanya.
Dengan fokus pada promosi, Arief berharap pada 2019 kelak jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia bisa menembus angka 20 juta orang dengan potensi jumlah devisa mencapai Rp240 triliun.
Pada 2014 Kemenpar mencatat jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak sembilan juta orang dengan jumlah devisa Rp120 triliun.(ant/iss/ipg)