Kamis, 28 November 2024

Banjir di Gresik Membawa Korban 3 Anak Meninggal Dunia

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Banjir di jalur Gresik-Surabaya, exit tol Romokalisari - Gelora Bung Tomo. Banjir setinggi ban mobil, terjadi Jumat (6/1/2015) pagi. Foto: Celia Noe via e100

Banjir yang terjadi di Desa Gading Watu, Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur membawa korban 3 anak hanyut dan akhirnya ditemukan meninggal dunia, Jumat (6/2/2015).

Abu Hasan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik waktu dikonfirmasi suarasurabaya.net, menjelaskan, tiga korban meninggal dunia ini adalah Sutris (13 tahun), Voni (14 tahun), dan Hani (14 tahun). Ketiga anak laki-laki yang tinggal di Desa Gading Watu tersebut awalnya bermain-main di air banjir. Kemudian entah terbawa arus atau masuk arus kemudian hanyut dan akhirnya ditemukan sudah dalam konsisi meninggal dunia.

“Hari ini banjir di Desa Gading Watu, Kecamatan Menganti, memang cukup tinggi. Di jalan ketinggian air berkisar 40-60 cm. Di daerah persawahan atau lainnya bisa lebih tinggi lagi ketinggian banjirnya. Saya belum mendapat informasi detailnya tentang kronologi korban tersebut hingga ketiganya meninggal dunia,” ungkapnya.

Abu Hasan menjelaskan, banjir memang melanda Kabupaten Gresik terutama yang parah di 3 kecamatan, yakni Benjeng (15 desa), Cerme (15 desa), dan Menganti (4 desa termasuk Desa Gading Watu).

Upaya BPBD Gresik dalam menghadapi banjir ini sudah menyandingkan alat kebencanaan dan evakuasi, termasuk di antaranya perahu karet, tenda, dan sebagainya.

“Hari ini kami mendistribusikan nasi bungkus 2.000 paket di Kecamatan Menganti dan Cerme. Meskipun ketinggian air rata-rata 60-80 cm, tapi warga setempat tidak mau mengungsi. Mereka menunggu harta bendanya. Kalaupun ngungsi ke keluarga mereka yang tidak kebanjiran. Banjir di Gresik paling parah di daerah Iker-iker Geger, Kecamatan Cerme yang ketinggian air mencapai 140 cm. Karena daerah ini rendah sekali,” pungkasnya.(ipg)

Surabaya
Kamis, 28 November 2024
33o
Kurs