Kendala yang dihadapi museum-museum kecil adalah tentang ketersidaan barang di ruang koleksi pameran.
Ina Silas General Manager House of Sampoerna pada Radio Suara Surabaya mengatakan, dengan adanya ruang koleksi permanen dan ruang koleksi sementara akan bisa dibuat berbagai pameran.
“Dalam tanda kutip tidak harus pameran koleksi museum itu sendiri,” kata dia.
Minimal, kata Ina, satu atau dua kali dalam satu tahun ada pameran di museum. Bisa juga bekerjasama dengan komunitas seperti pameran raio kuno atau batik kuno.
Barang-barang kuno itu, lanjut dia, harus dibuat menarik.” Bagaimana kita bisa menghidupkan benda mati itu tantangan,” ujar dia.
Bagaimana membuat benda mati itu hidup dan bukan hanya tentang cerita penemuannya sehingga menjadi interaktif.
“Museum Bank Indonesia di Jakarta misalnya, mereka bisa manfaatkan teknologi karena memang dituntut harus lebih kreatif,” tambah dia. (dwi)
Teks Foto :
– Pameran di ruang koleksi House of Sampoerna
Foto : dok. suarasurabaya.net