Minggu, 19 Januari 2025

Museum Kanker Indonesia, Ajak Masyarakat Kenali Kanker

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Contoh organ atau jaringan tubuh yang terkontaminasi kanker. Foto: Totok suarasurabaya.net

Museum Kanker Indonesia di Surabaya didirikan untuk mengajak masyarakat mengenali kanker. Ini supaya kanker dapat dikenali lebih dini sehingga memberikan kesempatan penderitanya memperoleh pengobatan dengan benar.

Museum Kanker Indonesia berdiri pada tahun 2013. Diharapkan dengan mengenali kanker, masyarakat memiliki kesadaran untuk diri sendiri maupun untuk orang lain agar dapat lebih dini segera melakukan pengobatan jika mengalami tanda-tanda kanker.

“Karena kanker dapat dialami atau diderita oleh siapa saja. Dan museum ini sebenarnya mengajak masyarakat untuk mengenali kanker. Bagaimana kanker muncul, bagaimana kemudian kanker itu menjalar, dan bagaimana mengobati kanker. Ini keinginan kami sehubungan dengan keberadaan Museum Kanker Indonesia di Surabaya,” terang Henriana Nawoto Ketua Museum Kanker Indonesia.

Berada di Jl. Kayoon nomor 16 – 18 Surabaya, Museum Kanker Indonesia saat ini sedang dalam renovasi atau perluasan. “Kami ingin nantinya masyarakat dapat melihat dan menjadi lebih peduli terhadap kanker. Dan melalui museum inilah kami ingin mengedukasi masyarakat agar lebih dini mengenali dan tahu kanker,” tambah Henriana saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (2/2/2015).

Secara bertahap, museum yang digagas Dr. Ananto Sidohutomo MARS, nantinya akan dilengkapi dengan sisi sejarah, budaya dan ilmiah tentang kanker. “Juga akan dilengkapi dengan bagaimana tanggapan atau budaya masyarakat terhadap kanker. Sekarang ini, di museum terdapat beberapa contoh organ atau jaringan kanker dan tumor. Ini contohnya,” tambah Henriana.

Kedepan nanti museum yang menyatu dengan sebuah klinik swasta khusus untuk kanker tersebut akan dilengkapi dengan berbagai peralatan serta contoh obat-obatan yang dipakai untuk pengobatan kanker. Termasuk bagaimana bentuk deteksi dini terhadap kanker, pencegahan kanker, tindakan kuratif, rehabilitaif, hingga paliatif.

Menjelang peringatan Hari Kanker Sedunia, Henriana berharap masyarakat tidak lagi datang melakukanpengobatan ketika kanker sudah memasuki tahap akut atau stadium tinggi.

“Harapan kami memang demikian. Semoga museum ini memberikan edukasi sekaligus pemahaman bagi masyarakat tentang kanker. Karena kanker dapat terjadi pada setiap manusia,” pungkas Henriana Nawoto pada suarasurabaya.net, Senin (2/2/2015).(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Minggu, 19 Januari 2025
29o
Kurs