Ratusan sopir bus Damri menggelar aksi mogok kerja, Senin (2/1/2015). Aksi kali ini dipicu minimnya upah yang diterima para sopir bus milik pemerintah itu.
Pantauan suarasurabaya.net, aksi digelar dengan cara memarkir seluruh bus di dalam garasi yang ada di Jl. Jagir Wonokromo. Mereka juga menempel aneka poster di kaca bus sebagai bentuk protes.
“Seluruh armada bus mogok kecuali untuk jurusan Bungurasih-Juanda dan Juanda-Bunder (Gresik),” kata Supari, koordinator sekaligus sopir Damri jurusan Tanjung Perak-Bungurasih.
Unjuk rasa sendiri digelar karena upah yang diterima para sopir ini rata-rata dibawah Rp2 juta perbulan. Padahal usia kerja mereka rata-rata telah lebih dari 15 tahun. Karyawan golongan 2 B yang sudah 18 tahun bekerja misalnya, hanya mendapatkan gaji sebesar Rp1,8 juta perbulan.
Total bus Damri di Surabaya setidaknya mencapai 254 bus dengan total karyawan mencapai 576 orang. Damri selama ini melayani enam rute yaitu Bungurasih-Asowilangon atau P8; Bungurasih-Tanjung Perak lewat tol atau P4; Bungurasih-Joyoboyo atau E1; Bungurasih-Tanjung Perak lewat Jl Darmo atau P1 dan PAC.
Selain itu juga Bungurasih-Jembatan Merah lewat tol atau P5; Jembatan Merah-Sidoarjo lewat tol atau P3; dan Bandara Juanda-Bungurasi serta Bandara Juanda-Bunder Gresik.
Aksi mogok sendiri akan terus dilakukan hingga ada kepastian kenaikan upah yang mereka harapkan. Para sopir sendiri menginginkan minimal gaji mereka sesuai dengan Upah Minimum Kota (UMK) Surabaya. (fik/rst)