Pengamat: Menghadirkan Dua Minke Jadi Tantangan Terberat Film Bumi Manusia

Max Lane penerjemah Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer dan penulis buku “Indonesia Tidak Hadir di Bumi Manusia” mengatakan, film berjudul Bumi Manusia karya Hanung Bramantyo memiliki satu tantangan terberat, sebab Hanung harus mampu menghadirkan dua Minke yang berbeda dalam film adaptasi novel tersebut.

Ia menyebut, ada dua karakter Minke yang ada di novel Bumi Manusia, yaitu Minke yang masih remaja dan bersekolah di HBS (Hogere Burger School) dan Minke dewasa yang telah matang secara pemikiran dan menjadi salah satu tokoh embrio pergerakan Indonesia.

“Saya menunggu apakah proses kreatif ini (yang dilakukan Pramoedya, red) akan ada di film Bumi Manusia. Apakah dua Minke ini akan ada di film Bumi Manusia?” kata Max Lane dalam diskusi yang digelar Klub Seri Buku (KSB) di Surabaya pada Kamis (25/7/2019) sore.

Diskusi yang diadakan Klub Seri Buku (KSB) yang diikuti puluhan peserta. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Max Lane yang juga Visiting Senior Fellow di ISEAS Yusuf Ishak Institute, Singapura ini mengatakan, Pramoedya adalah bagian dari sastrawan angkatan 45 yang melakukan proses intelektual dalam menggali sejarah cara berpikir bangsa Indonesia, di masa lampau. Ini mempengaruhi cara bangsa Indonesia, pasca merdeka.

Melalui medium film yang diupayakan oleh Hanung Bramantyo, karya Pramoedya memang akan lebih mudah dikenali generasi milenial. Namun, Hanung perlu berhati-hati agar semangat dan pemikiran Pramoedya tidak luntur dalam film yang digarapnya.

Sebagai informasi, film adaptasi novel ini akan rilis pada Agustus 2019 nanti. Trailer film yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan ini telah ditonton sebanyak 4,9 juta kali di Youtube sejak diunggah tiga minggu lalu. (bas/rst)