Sabtu, 23 November 2024

Jaksa Agung Cari Waktu Tepat Eksekusi Mati Gelombang ke II

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Kejaksaan Agung telah mengeksekusi enam terpidana mati pada Minggu (18/1) lalu. Eksekusi mati itu merupakan gelombang pertama, dan saat ini
jaksa agung masih mencari waktu yang tepat untuk melakukan eksekusi mati gelombang II.

HM Prasetyo Jaksa Agung mengaku masih mencari waktu untuk mengeksekusi gelombang II itu. “Kita masih mencari waktu yang tepat,” ujar Prasetyo dalam raker di Komisi III DPR, Rabu (28/1/2015).

Sebelumnya dikabarkan, eksekusi berikutnya akan berlangsung pada Pebruari 2015. Namun, Prasetyo enggan mengkonfirmasi hal itu.

“Kata siapa?” sanggah mantan politikus Nasdem ini.

Sejumlah nama yang santer disebut akan dieksekusi mati yaitu dua anggota Bali Nine, yaitu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Namun, Prasetyo kembali enggan membeberkan jumlah terpidana yang akan dieksekusi. “Sedang saya hitung,” tegasnya.

Sementara itu, menanggapi penolakan Polda Bali untuk melakukan eksekusi mati terhadap komplotan narkoba “Bali Nine” Andrew Chan dan Myuran Sukumaran di Bali, kata Prasetyo , pihaknya akan mencari tempat dan lokasi lainnya.

“Kita cari tempat lain. Kita hormati kearifan lokal di sana,” tegas Prasetyo.

Prasetyo pun mengisyaratkan bahwa lokasi eksekusi mati yang cocok adalah Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. “Nusakambangan masih ideal,” ujarnya singkat.

Jaksa Agung belum memberikan informasi lebih jauh kapan akan melakukan eksekusi mati terhadap dua gembong narkoba “Bali Nine” itu.

Sebelumnya Joko Widodo Presiden menolak grasi dua terpidana mati “Bali Nine”, masing-masing Myuran Sukumaran dan Andrew Chan asal Australia, dalam Keputusan Presiden No 9/G Tahun 2015.

Ekskusi mati keduanya tinggal menunggu surat perintah eksekusi dari Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta.

Kombes Pol Heri Wiyanto Kabid Humas Polda Bali mendukung langkah itu. Namun dia mengharapkan agar pelaksanaan eksekusi tidak dilakukan di Bali. 

Menurut dia, eksekusi mati Myuran dan Andrew sebaiknya tidak dilakukan di Pulau Dewata untuk menjaga suasana tetap kondusif. Terutama menjaga psikologis wisatawan asal Australia di Bali yang jumlahnya cukup tinggi. (faz/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs