Masih Banyak Pengguna Kendaraan Mekso

Seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, yang berjaga ditepi Jl. Ahmad Yani, Selasa (27/1/2015) siang itu, langsung menghampiri mobil sedan warna putih yang berhenti tidak jauh dari akses masuk perlintasan jalan menuju Jl. Pabrik Kulit Wonocolo.

“Maaf Bu, jalan ini ditutup. Mulai tadi pukul 09.00 WIB. Sebenarnya tadi Ibu bisa lewat perlintasan SDN Margorejo, atau sebelumnya di perlintasan depan RSAL dr. Ramelan. Sekarang akses jalan ini ditutup. Tidak bisa masuk Bu sampai ke akses jalan ke perkampungan Wonocolo,” ujar petugas sopan.

Perempuan paro baya pengemudi sedan putih tidak bisa memaksa (mekso) masuk akses perlintasan jalan yang memang ditutup tersebut. sedan putih itu lalu bergegas meninggalkan tepi perlintasan rel kereta api di kawasan depan JX Internasional Jl. Ahmad Yani, Surabaya.

Tak selang berapa lama, seorang Ibu pengendara motor matic roda dua, juga menghentikan kendaraannya. “Saya mau ke Wonocolo situ. Biasanya boleh lewat sini. Kok ini tidak boleh. Saya tidak tahu kalau masuknya lewat RSAL. Terus bagaimana ini? Saya muter lagi? Ini satu arah lho…” kata Ibu itu.

Petugas berseragam Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya didampingi anggota Linmas kembali menjelaskan pada perempuan tersebut. Kurang lebih penjelasan itu sama dengan yang disampaikan pada pengemudi sedan putih yang juga memaksa diizinkan melintas perlintasan menuju Jl. Pabrik Kulit Wonocolo.

“Oleh karena itu, kami tempatkan petugas di sana, di dekat perlintasan menuju akses Jl. Pabrik Kulit Wonocolo. Karena tentu saja masih akan banyak warga masyarakat yang bertanya mengapa akses itu ditutup. Demikian juga disisi frontage road ini juga kami tempatkan petugas,” tegas Irvan Wahyudrajad Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Surabaya saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa (27/1/2015) pasca penutupan akses Jl. Pabrik Kulit Wonocolo.(tok/ipg)