Sabtu, 23 November 2024

Harga Belum Turun, Pedagang Hanya Ikuti Mekanisme Pasar

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan

Kalau harga-harga bahan pangan disejumlah pasar tradisional Kota Surabaya, hingga Kamis (22/1/2015) masih belum turun harganya, meski harga BBM sudah 2 kali turun, satu diantaranya karena pedagang hanya mengikuti mekanisme pasar.

“Kami kulakannya memang segitu. Tidak mungkin kami jualnya lebih murah dari harga kulakan. Bisa rugi nanti. Kalau harga kulakannya turun, lebih murah, pedagang pasti bisa jualan dengan harga murah. Sekarang ini, kulakan memang masih mahal,” kata Sulastri pedagang ayam potong di DTC Wonokromo.

Sulastri memang hanya menjual saja, sedangkan ayam potong sudah ada yang memasok. Kalau harga kulakan dari pemasok sudah mahal, Sulastri mengaku tidak mungkin menjual dagangannya mengikuti kondisi naik turunnya harga BBM semata.

“BBM itu kalau naik, dagangan dipasar semuanya ikut naik. Tapi kalau harga BBM turun, seperti sekarang ini, harga kulakan masih tetap sama. Mosok saya harus turun harga jualan? Makanya saya juga mengikuti pasar saja. Kalau kulakan mahal kami untungnya tipis memang. Tapi tidak mungkin menurunkan harganya,” kata Sulastri.

Hal senada juga disampaikan Mursilan. “BBM biasanya memang jadi ukuran kenaikan harga barang kebutuhan di masyarakat. Tapi kalau harga BBM turun, biasanya harga kebutuhan pokok masyarakat tidak otomatis turun. Pedagang ini kulakan. Kalau harga kulakan masih mahal, pedagang jualnya juga agak mahal,” terang Mursilan yang memiliki kios pracangan di DTC Wonokromo.

Oleh karena itu, lanjut Mursilan, pedagang posisinya serba repot. ”Kalau harga tetap mahal, padahal BBM harganya sudah turun, pembeli pasti protes. Padahal harga kulakannya memang masih tinggi. Pedagang memang selalu mengikuti gejolak dipasar,” tukas Mursilan pada suarasurabaya.net, Kamis (22/1/2015).(tok/ipg)

Teks Foto:
– Dagangan di pasar tradisional.
Foto: Dok. suarasurabaya.net

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs