Memasuki awal Januari tahun 2015, kondisi cuaca di puncak Gunung Semeru semakin ekstrem. Saat ini, terjadi badai yang dinilai sangat membahayakan bagi aktivitas pendakian ke puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
Dengan pertimbangan itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memutuskan, untuk menutup jalur pendakian gunung dengan ketinggian 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl) terhitung mulai hari ini, Senin (5/1/2015).
Ayu Dewi Utari Kepala BB TNBTS kepada Sentral FM mengatakan, sesuai hasil koordinasi yang dilakukan secara internal yang kemudian disampaikan ke instansi terkait, telah diputuskan penutupan jalur pendakian itu akan dilakukan sampai akhir Maret mendatang.
“Selain pertimbangannya karena cuaca ekstrem yang disertai badai di kawasan puncak, juga karena pertimbangan untuk recovery ekosistem. Pasalnya, telaah yang diperlukan adalah mengacu pada perbaikan ekosistem, perbaikan jalur pendakian, pertimbangan keselamatan pendaki, rekomendasi dari instansi terkait seputar layak tidaknya jalur pendakian dibuka ataukah tidak,” katanya.
Menyangkut keputusan penutupan jalur pendakian ini, sejak hari ini jalur pendakian Semeru telah dipastikan tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan para pendaki.
“Sebelum memutuskan untuk menutup jalur pendakian, kita pastikan rombongan pendaki terakhir sudah turun. Sehingga, terhitung mulai hari ini, tidak ada lagi aktivitas pendakian ke puncak,” ujarnya.
Sementara itu, Hendro Wahyono Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyampaikan, pihaknya juga telah mendapatkan pemberitahuan terkait keputusan penutupan jalur pendakian ini.
“Kita juga telah melakukan koordinasi dan keputusan penutupan itu juga telah disampaikan oleh TNBTS. Untuk alasan penutupan yang disampaikan kepada kami, karena cuaca ekstrem. Sehingga ada potensi badai di atas. Hal itu memungkinkan karena angina juga kencang,” kata Hendro Wahyono. (her/nif/rst)