Mayoritas Jenazah AirAsia Ditemukan Dalam Kondisi Rusak

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur mengaku kesulitan untuk mengidentifikasi jenazah korban AirAsia QZ 8501. Kondisi jenazah yang rusak menjadikan tim kesulitan untuk mendapatkan sidik jari dari korban.

“Sudah terlalu lama terendam air laut sehingga mayoritas sidik jari sudah rusak,” kata Komisaris besar Polisi Hery Wijayatmoko, anggota tim forensik Polda Jawa Timur, Sabtu (3/1/2015).

Susahnya mendapatkan sidik jari menjadikan tim hanya bisa mengandalkan identifikasi dengan menggunakan DNA.

Hery mengatakan, untuk identifikasi seluruh jenazah AirAsia QZ 8501, pihaknya telah memiliki beberapa prosedur. Pertama, jenazah yang masuk langsung dilakukan labeling dan dipiliah untuk mengetahui jenis kelamin dari jenazah.

Selain itu pemilahan juga dilakukan untuk mengetahui status jenazah apakah Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing.

Usai pemilahan jenazah lantas dimasukkan dalam cold storage atau pendingin yang terdapat di dalam kamar mayat. Selanjutnya, tim lantas melakukan pemeriksaan post mortem dengan pemeriksaan medis, melihat kondisi gigi, properti, sidik jati dan DNA jenazah.

Data yang didapatkan ini lantas akan dicocokkan dengan data ante mortem yang sudah dimiliki dari keluarga jenazah. “Memang tak mudah, tapi tim saat ini sangat lengkap sehingga sangat membantu untuk mempercepat identifikasi,” kata dia.

Tim DVI sendiri saat ini juga telah dibantu oleh beberapa ahli forensik dari beberapa perguruan tinggi mulai dari Universitas Brawijaya, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, hingga Universitas Indonesia. Ahli forensik dari Korea Selatan juga Singapura juga ikut bergabung untuk mempermudah proses identifikasi.

Sementara itu hingga saat ini, setidaknya telah ada 22 jenazah AirAsia yang sudah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur. Dari jumlah ini, empat diantaranya sudah berhasil diidentifikasi dan sudah diserahkan pada pihak keluarga. (fik)