Belum ditemukannya Pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) lalu, mendapat perhatian Polda Jatim. Sebanyak enam kapal milik Ditpolair Polda Jatim disiagakan untuk membantu Basarnas dalam usaha pencarian pesawat tujuan Surabaya-Singapura tersebut.
Hal tersebut disampaikan Irjen Pol Anas Yusuf Kapolda Jatim ?usai pemusnahan barang bukti miras dan narkoba di Polrestabes Surabaya, Selasa (30/12/2014).
Kapolda mengatakan, dengan menyiagakan enam kapal pihaknya berharap bantuan ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh Basarnas dalam pencarian AirAsia yang hilang kontak di sekitar perairan Tanjung Pandan dan Pontianak.
“Dari enam kapal ini, tiga kapal yang paling besar jenisnya kapal C1, C2, dan C3. Kami membantu semaksimal mungkin, terserah Basarnas bagaimana akan memanfaatkannya,” kata Irjen Pol Anas Yusuf kepada wartawan, Selasa (30/12/2014).?
Dia menambahkan, enam kapal milik Ditpolair ini nantinya akan difungsikan sebagai patroli wilayah di sekitaran Jatim. Tentunya hal ini sesuai dengan koordinasi dari Basrnas. Sebab, Polda Jatim peranannya hanya membantu dari segi menyiapkan kapal dan tenaga kesehatan.
“Penggunaan kapal kami, kembali lagi dari Basarnas. Apakah mau digunakan atau tidak. Yang terpenting kami turut mengambil peran dalam tragedi ini,” ujarnya.
Anas mengatakan, Ditpolair belum memberangkatkan enam kapal ini, namun keenam kapal dalam kondisi siaga, dan sewaktu-waktu dapat digunakan. Sementara dari Polair Mabes Polri sudah memberangkatkan kapal guna pencarian pesawat.
“Karena hilangnya pesawat diduga di luar wilayah Jatim, maka kami hanya membantu menyediakan kapal dan tenaga kesehatan saja,” kata dia.
Selain bantuan kapal, Polda Jatim juga menurunkan bantuan kesehatan dan psikolog. Tujuannya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi keluarga penumang yang berada di Bandara Juanda. “Dengan adanya psikolog, setidaknya keluarga korban dapat mendapat penghiburan maupun pendampingan agar tidak terlalu bersedih atas kejadian yang menima keluarganya,” kata Kapolda. (wak/rst)