Memasuki hari ketiga pencarian, psikologi keluarga penumpang AirAsia QZ 8501 mulai memburuk. Keberadaan AirAsia QZ 8501 yang tak kunjung ditemukan, menjadikan para keluarga semakin kebingungan akan nasib keluarga mereka yang ada di dalam pesawat itu.
“Psikologis keluarga hari ketiga ini agak lebih buruk, kami masih menunggu meski belum ada informasi keberadaan keluarga kami,” kata Lukas, satu diantara keluarga penumpang AirAsia QZ 8501, ketika ditemui suarasurabaya.net, di Crisis Center Terminal 2 Bandara Juanda, Selasa (30/12/2014).
Beruntung pihak PT Angkasa Pura I dan Rumah Sakit Umum (RSU) Dr Soetomo telah menyediakan psikolog dan psikiater yang langsung mendampingi para keluarga penumpang ini.
Beberapa rohaniawan lintas agama juga didatangkan untuk memandu doa bersama bagi para keluarga ini. Tempat peristirahatan khusus juga disediakan di ruang Crisis Center.
Mulai hari ini, Angkasa Pura juga menyediakan fasilitas teleconference bagi keluarga penumpang yang berkomunikasi secara langsung dengan Komandan Basarnas di Jakarta. (fik/rst)